Lihat ke Halaman Asli

Luki Ahmad Rizky

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta

Syafaat Bukan Hanya dari Rasulullah

Diperbarui: 18 November 2024   14:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Allah Ta'ala berfirman "siapa yang memberi pertolongan (syafaat) dengan pertolongan yang baik, niscaya dia akan memperoleh bagian (pahala) - nya." (QS. An-Nisa : 85)

yang kita ketahui syafaat ada yang di dunia dan di akhirat, syafaat yang terbesar adalah syafaat diakhirat yaitu syafaat nabi kita Nabi Muhammad SAW. Dan syafaat bisa didapat pula di dunia yaitu dari para saudara saudara kita, baik yang seiman ataupun tidak, atau dapat diartikan syafaat adalah pertolongan hablum min annas ibadah kita ada yang vertikal (hablum min Allah) dan Horizontal (Hablum Min Annas/ Menjaga hubungan baik sesame manusia)

maka kita harus membantu saudara saudara kita, mendoakan saudara kita, seperti yang kita tau bahwa doa akan jauh lebih mustajab Ketika seseorang yang kita doakan tidak ada dihadapan kita.

Dalam surat Al Qhasas : 77

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Dari ayat diatas jelas dikatakan bahwa kita harus mencari akhirat tetapi jangan lupa dengan dunia, kata wabtagi merupakan kata perintah dan kata wa laa tansaa merupakan kata saran, sudah seharusnya kita mencari akhirat dan itu adalah hal paling utama. Seperti kata "kamu pergi ke jogja, jangan lupa oleh -- oleh nya yak" jangan lupa adalah kata saran yang lebih baik dilakukan dan tidak dilakukan tidak apa apa, berbeda seperti kata "kamu pergi ke jogja, pulang harus bawa oleh oleh ya".

Ada Sebuah kejadian nyata di desa kecil di Syiria, seorang ibu membawa jenazah anaknya, dan seorang tukang kubur merupakan orang yang shalih, Ketika jenazah anaknya hendak dikuburkan dan tangan tukang gali kubur menyentuh jenazah, ia terjatuh pingsan dan Ketika sadar ia bercerita bahwa Ketika tangan saya menyentuh jenazah seketika kuburan nya berubah menjadi Raudhah min Riyadhil Jannah" (Taman dari Taman -- Taman Surga). Selang beberapa waktu sang ibu datang kembali membawa jenazah untuk kyang kedua kalinya, saat tangan tukang gali kubur menyentuh jenazah, ia kembal melihat Raudhah min Riyadhil Jannah" (Taman dari Taman -- Taman Surga) namun ia tidak pingsan.

Ketika sang ibu hendak pulang, tukang gali kubur menghampiri ibu tersebut dan bertanya "Siapa Jenazah yang kau bawa itu" sang Ibu menjawab "mereka adalah anak anak ku" tukang gal kubur bertanya "apa pekerjaan mereka?" sang ibu menjawab "Yang Pertama adalah anak ku yang kedua, ia merupakan seorang Tholibul Ilm (Pencari Ilmu), dan jenazah yang kedua adalah anak-ku yang pertama ia bekerja sebagai tukang kayu dan membiayai belajar adiknya" tukang gali kubur pun terinspirasi untuk menjadi  Tholibul Ilm dan ditakdirkan menjadi kyai yang masyhur

Dari cerita diatas bahwa syafaat bisa didapat dari seseorang dan tidak akan mengurangi pahala orang tersebut. Wallahu a'lam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline