Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Sabar

Diperbarui: 7 Agustus 2021   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: republika.co.id

Sabar itu adalah sifat manusia yang positif dengan kinerja yang terbilang sederhana untuk dilakukan, yaitu dengan menahan diri dari sesuatu yang tidak penting, membuat kerugian ataupun menahan diri dalam mencapai sesuatu tujuan secara lahiriah maupun batiniyah. Misalkan dalam belajar, dalam bisnis, berkomunikasi, menahan emosi, dari bencana dan sabar dalam ibadah.

Sabar itu unik. Ia berusaha menahan yang sebenarnya tidak ia perlukan yang orang lain kerjakan, dan ia masih tetap nyaman-nyaman saja. Luar biasa.

Namun, tidak sedikit seseorang menjalankan sifat sabar ini dengan berhasil sampai akhir. Dan yang terjadi adalah sesuatu muncul yang tak terduga kepada kita akibat gagal dalam bersabar, seperti dalam hal pertemanan ada pertengkaran, urusan ibadah tidak khusyu', mencapai target capaian keilmuan ataupun dalam belajar apapun tidak sesuai rencana dan lain-lain.

Padahal dibalik itu semua, ada sesuatu yang terang benderang jika terus menyelami dengan sabar. Yaitu sebuah keberhasilan, capaian yang luar biasa. Allah SWT mengingatkan kepada kita untuk terus bersabar, kemudian tidak mengeluh, tidak hilang kepercayaan diri, dan pesimis menghadapi cobaan.

Allah SWT berfirman,

"Taatilah Allah dan Rasul-Nya, janganlah kamu berbantah-bantahan yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan kekuatanmu hilang, serta bersabarlah. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal: 46)

Kita tidak hanya diuji sekadar secara batiniyah saja, namun Allah menguji hambanya menguji secara lahiriyah juga, sebagaimana dalam surat Al-Baqarah :

"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar," (QS. Al-Baqarah: 155)

Allah SWT menguji kita dengan ketakutan, entah itu takut kepada teman, preman, takut kepada kekurangan diri sendiri, masa depan dan lain sebagainya. Menguji dengan kelaparan, lalu kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Sampai kapan ia bertahan dengan kondisi seperti itu. Apakah ia akan bertindak yang diharamkan oleh Allah seperti mencuri, merampok atau justru sebaliknya?

Lalu apa hikmah dibalik sabar ini?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline