Siapakah yang akan lebih mudah keluar dari sebuah masalah? Tentu saja yang mengatahui apa masalah sesungguhnya. Kalau buat skripsi ada istilah Identifikasi Masalah. Apakah Anda tipe melihat matahari yang cerah bakal terbit esok pagi atau melihat suramnya masa depan sebelum berupaya mengatasi masalahnya? Mari kita lihat tipikal orang dengan masalahnya yang saya karang-karang hari ini. Ada 3 kelompok orang dalam menghadapi masalahnya:
- Tipe Visioner. Orang tipe ini sudah menyadari akan ada masalah sebelum datang masalah. Orang ini bukan sakti mandraguna, atau kesamber listrik malaikat, weruh sak durunge winarah. Orang-orang seperti ini tahu karena pengalaman aja, atau mau denger orang yang ngasih tahu.Juga, karena dia sudah melihat pola-pola masalah sebelumnya dan kecenderungannya. Mereka pandai membaca tanda-tanda dan perulangan pola. Pola-pola yang baku itu dia pelajari dan berangkat dari situ dapat diramalkan bahkan dipastikan. Perilaku orang ini antisipatif. Cara berpikirnya maju di depan. Mengapa harus antisipatif? Karena dia tahu kalau dia tidak bertindak hari ini akan sengsara kelak. Kata Alllah orang seperti ini tipe Saabiqun bi al-khairaat, bersegera dalam kebaikan. Bagi orang awam malah dianggap seperti orang gila, atau kecepetan lahir (semua para nabi megalami olok-olokan seperti ini). Bagi dia masalah adalah syarat yang harus dipenuhi untuk naik kelas. Meskipun ia tahu semakin tinggi angin semakin kencang, tapi ia tetap bersikokoh bahwa inilah jalan hidup yang harus di tempuh agar tidak celaka saat masalah itu jatuh tempo. Hidup adalah proses menjadi lebih baik dari ke hari, dan hidup bukan hanya hari ini di dunia ini. Kata bos saya di kantor ada cara agar kita bisa visioner adalah dengan simulasi krisis atau rekayasa krisis.
- Tipe Waspada. Orang ini menyadari ada masalah pada saat masalah itu sudah di depan mata atau dia sedang mangalaminya. Sebenarnya orang kayak begini telat. Namun, lumayan karena dia berusaha mencari tahu dan berusaha keras keluar dari masalah. Kelompok tipe ini akan resah karena karena menyadari ada masalah dan membayangkan ancaman dari keadaan bila masalah tidak ditanggulangi. Mereka sadar bahwa masalah tetap menyediakan dampak merusak yang harus diatasi. Bisa sukses bisa gagal bila fokus dia bukan kepada mengatasi masalah tetapi kepada kenyamanan hari ini maka masalah itu dibiarkan berlarut begitu saja. Dalam menghadapi keresahan, tipe waspada terbagi dua. Pertama, Keresahan itu digunakan untuk membuat diri ini lebih allert, siaga, sigap, bergerak cepat, dan digunakan untuk bekerja dengan lebih bersungguh-sungguh. Kedua, lebih sering digunakan oleh banyak orang, adalah digunakan untuk merasa kecil, merasa lemah, merasa terlambat, merasa sudah tua, merasa tidak penting, merasa rendah, merasa terbuang, atau bahkan merasa sudah tidak perlu hidup lagi. Ngadepin orang kayak begini bilang: ah itu khan hanya perasaan adek ajah! Perasaan bisa direkayasa !. Atau kasih ayat penyemangat : Faidzaa faroghta fansob, bila selesai satu masalah (waspadalah) ada masalah lain yang harus dikerjakan. Inna ma'al usri yusron (sesungghuhnya bersamaan dengan kesusahan pasti ada kemudahan). Bergeraklah meskipun sedikit, yang penting jangan diam. Bila tidak mau berubah tipe waspada bisa turun derajat menjadi tipe ke tiga di bawah ini:
- Tipe Terlena. Mereka tidak sadar bahwa di luar dan di dalam dirinya banyak masalah. Kesalahan terbesar nya adalah tidak sadar bahwa dirinya bodoh. Mereka berhenti mencari kebenaran saat umur mereka masih ada. Orang seperti ini gak pengaruh ada masalah atau tidak, ada gempa atau tsunami tidak tergoyahkan. Ini tipe adem ayem yang menikmati hidup tapi kebangetan. Boleh menikmati hidup, tapi jangan terus berbaring di situ. Kelompok tipe ini adalah tipe EGP (Emang Gua Pikirin). Fokus mereka pada diri sendiri, atau paling jauh kepada keluarganya (egois banget yach!). Hidup dipandang sebagai hal yang absurd, nihil, dan tak bermakna. Pengelompokan tipe ini bukan masalah kaya miskin. Ini masalah cara pandang (world view, walah keren banget istilahnya). Kata nabi orang seperti ini bagaikan mayat hidup. Bisa jadi orangnya ganteng dan cantik, tapi hatinya mati. Ini tipe orang menganiaya diri sendiri. Mengapa? Karena tipe orang seperti ini menyia-nyiakan hidup yang dikarunikan Tuhan. Ciri orang seperti ini buasanya sudah bosen mikir, bosen berkarya, malas menasihati dan dinasehati. Atau sesekali dinasehati mau asal isinya sesuai dengan hawa nafsunya. Kata Al Kitab: mereka itu seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Mengapa bisa ada kelompok seperti ini? Karena emang sejak awalnya tidak tahu tujuan hidup, mau apa dan mau kemana? Pernah ada yang ngingetin tapi dia cuekin. Kalau ketemu dengan tipe begini bilang: Selalu tersedia cara-cara untuk menyelesaikan masalah bagi orang yang mencari. Penguasa Alam ini bahkan demikian permissive-nya, sampai-sampai orang yang tidak mencari dan tidak meminta, juga ditunjukkan jalan keluar. Apalagi kita, yang mencari dan meminta. Kedua bilangin bahwa kalian itu unik dan berharga. “Bahkan seekor cacing pun dihidupkan untuk menggemburkan tanah. Dan sebongkah batu dipadatkan untuk menahan gunung. Lebih-lebih kita, manusia……” Salam semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H