Lihat ke Halaman Asli

5 Kemampuan Jurnalis yang Harus Dikuasai

Diperbarui: 22 Februari 2019   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: romelteamedia.com

Masyarakat dalam mengonsumsi media sebenarnya tidak mengalami perubahan signifikan,  khususnya dalam dunia jurnalisme. Konsumsi terhadap jurnalisme hanya melibatkan tiga media utama, yakni teks, audio, dan visual. 

Perubahan signifikan justru terjadi pada penyajian konten. Konten berbentuk teks, audio, dan visual kini, terintegrasi. Artinya, tidak ada pemisahan medium ketika menyajikan konten. Medium-medium tersebut terintegrasi dan biasa dikenal dengan Media Baru. 

Menurut Lister, dkk istilah media baru mulai dikenal pada tahun 1980an. Kata "baru" hanya merupakan sebuah abstraksi yang menunjukkan makna yang luas. Makna yang dimaksud ialah sesuatu yang lebih baik, glamor, indah, modern, atau sesuatu yang lebih menarik.

Tidak ada makna spesifik. Itulah tujuan dari penggunaan kata "baru". 

Untuk membedakan media "lama" dan media "baru", setidaknya ada 6 karakteristik dari media baru, yakni:

Digital, Interaktif, Hypertekstual, Virtual, Jaringan, Simulasi. 

Alhasil, perubahan sajian konten tersebut menuntut para jurnalis untuk menguasai teknik pembuatan berita melalui media baru. 

Menurut Sreenivasan & Lavrusik, 5 tuntutan kemampuan dari para jurnalis tersebut ialah sebagai berikut:

  1. Pengetahuan Dasar Jurnalistik. Dasar-dasar jurnalistik memang salah satu syarat utama jurnalis. Pengetahuan-pengetahuan itu meliputi kemampuan: menulis, membaca kritis, berpikir kritis, dan memahami etika jurnalis.
  2. Pencerita Multimedia. Maksudnya ialah jurnalis mampu membuat dan melaporkan berita melalui beragam platform, baik berbentuk tulisaan, suara, maupun video. Contoh: membuat berita teks di web, berita suara melalui podcast, dan video melalui kanal Youtube
  3. Mampu menggunakan media sosial. Penggunaan media sosial tidak hanya untuk menyebarkan berita, juga untuk menemukan topik baru, kejadian yang sedang tren, atau menemukan sumber berita baru. Di samping itu, media sosial juga dapat digunakan sebagai sarana untuk berhubungan dengan audiens. 
  4. Mampu menguasai teknologi dan informasi dengan baik. Salah satu contohnya ialah menguasai bahasa pemrograman dan koding, atau menguasai aplikasi desain grafis, sunting audio, maupun sunting video. 
  5. Berita yang disajikan tidak melebar (fokus). Kefokusan berita dapat dilihat dari apakah berita itu berguna, membantu, menghibur, mengedukasi, menarik, atau lucu. Semakin fokus berita yang disajikan, semakin berita tersebut menarik bagi audiens.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline