Lihat ke Halaman Asli

"Kerajaan" Umi Rukmini

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sambungan dari posting sebelumnya (http://edukasi.kompasiana.com/2010/07/06/belajar-bersama-masyarakat-karang-dalem-sampang-madura/).

Ini merupakan hari pertama saya dan seorang teman bernama Khusnin, harus berangkat lebih awal menuju tempat kami ber-KKN. Tidak seperti bayangan saya sebelumnya tentang pulau Madura, ternyata kehidupan di tempat saya (Desa Karang Dalem) begitu membuat perasaan saya tenang.

Rumah kontrakan yang kami tinggali ini berada di ujung jalan desa Karang Dalem, letaknya memang tidak jauh dari jalan antar kota, namun agak ngeri juga bila berjalan sendirian di malam jari menuju rumah kami tinggal. Rumah ini berjajar empat bangunan rumah, dengan halaman yang luas, yang membuat saya terkagum-kagum adalah sisi arsitekturnya yang dari depan tampak seperti 4 rumah berjajar tetapi jika kita masuk kedalam akan kita jumpai lorong yang menyatukan antar rumah, itu mengapa saya menyebut rumah ini sebagai “Kerajaan”

Umi Rukmini, begitu kami memanggilnya, adalah pemilik “kerajaan” ini. Begitu senangnya beliau begitu kami menginjakkan kaki dirumahnya. Begitu tiba, kami langsung menurunkan barang-barang keperluan kelompok kami, istilah lainnya saya dan Khusnin adalah penjaga barang-barang teman kami, maklum mereka baru tiba hari ini (12 Juli 2010) di siang hari.

Umi menunjukkan rumah yang akan kami tinggali selama sebulan nanti, karena disini ada 4 rumah, maka yang laki-laki berada dirumah nomor tiga, dengan 3 kamar tidur, televisi dan dua kamar mandi, sedangkan yang wanita tinggal dirumah umi sendiri dirumah nomor 2 (saya belum menjelajah rumah umi, sungkan).

Kata Umi Rukmini, “ Dari ujung sini sampai ujung situ semuanya keluarga dek”, setelah kami berbincang cukup lama umi bercerita bahwa yang tinggal disini adalah keluarga umi sendiri, mulai dari keluarganya sendiri, paman, keponakan hingga sepupu umi menempati rumah-rumah berjejer ini, bahkan pak RT (rukun tetangga) disini juga merupakan paman umi yang tinggal dirumah nomor 1. Rumah bagi laki-laki memang kosong, karena yang tinggal disini menetap di bogor, rumah ini merupakan rumah dari adik umi.

Malam ini hujan deras disertai angin kencang, tetapi acara nonton bareng final piala dunia warga desa karang dalem tetap diselenggaran oleh abah (suami umi), biasanya memang selalu begitu setiap malam piala dunia, warga datang kemari karena halaman rumah abah dan umi yang begitu luas.

BERSAMBUNG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline