Sudah sejak jaman dahulu kala seseorang kalau bersalah cenderung berbohong, ini adalah bentuk pertahanan diri (defend menchanism), oleh karena itu untuk mengatasi ini, orang mencari berbagai macam cara guna mencari jawaban yang benar.
Alkisah pada jaman Kaisar China kuno, bila seorang hakim menghadapi kasus yang pelik karena minim alat bukti dan semua yang dicurigai tidak ada yang berkata jujur, hakim tidak tahu siapa pelakunya, maka hakim akan melakukan uji kebohongan.
Satu persatu yang dicurigai akan dipanggil oleh hakim dan diberikan tepung kering untuk dimasukkan kemulutnya tetapi tidak boleh ditelan, setelah itu mereka akan ditanya pertanyaan sehubungan dengan kejahatan yang disangkakan, selesai pertanyaan, hakim memerintahkan satu persatu orang yang dicurigai tadi disuruh menyemburkan tepung yang ada dimulutnya, dan hakim dengan cermat mengamati semburan tepung dari masing masing orang.
Kemudian hakim dapat memastikan siapa pelaku dari kejahatan tadi, yaitu hanya dengan mengamati siapa yang semburan tepungnya tetap kering dianggap yang bersalah. Pendekatan ini ternyata pendekatan ilmiah , karena saat seseorang takut terdeteksi, mulut akan kering, mengalami hambatan untuk menghasilkan air liur sehingga tepung tetap kering pada saat disemburkan keluar dari mulut.
Sekarang untuk mendeteksi kebohongan , menggunakan pendekatan ilmiah/scientific yaitu dengan instrument Polygraph atau Lie detector adalah instrument yang dapat merekam perubahan reaksi tubuh akibat takut terdeteksi / fear of detection, Polygraph dilengkapi juga dengan sensor -sensor untuk mendeteksi perubahan phisik dari tubuh yang diuji.
Seseorang Pada saat takut terdeteksi, secara otomatis system saraf Autonomic akan bekerja tanpa pertimbangan dari otak untuk menyiapkan tubuh bersiap sedia mengantisipasi bahaya (mekanisme Fight and Flight), peristiwa ini secara otomatis menyebabkan perubahan tekanan darah, pernafasan dan timbul keringat. Perubahan perubahan phisik ini yang dideteksi oleh sensor dari instrument polygraph, kemudian oleh sensor ditransfer ke Data Acquisition System (DAS) dan dirubah ke bentuk grafik (Polygraph). Grafik Polygraph yang muncul pada layar komputer, dan grafik ini oleh examiner/ pengujinya yang akan dianalisis untuk menentukan seseorang jujur atau bohong .
Proses pemeriksaan dilakukan di ruang yang tenang sehingga tidak ada gangguan suara ataupun kebisingan dan pertanyaan pertanyaan yang disusun untuk pemeriksaan merupakan pertanyaan yang sudah standart baik susunan pertanyaan dan jenis pertanyaannya.
Instrumen Polygraph ini sudah banyak digunakan oleh negara Amerika , Canada , Jepang Israel, Mexico dan lain lain, malah secara luas digunakan oleh pemerintah ataupun pihak swasta . seperti sudah digunakan oleh NSA, FBI dan kepolisian di Amerika dan untuk kasus kasus Kriminal dan inteljen. Polygraph dapat digunakan juga untuk screening serta mengukur Integritas didalam penerimaan pegawai. Menurut hasil penelitian akurasi instrument Polygraph diatas 90 % . Di Indonesia sudah ratusan pengujian dilaksanakan untuk membantu memecahkan kasus kasus pelik serta sudah digunakan pada proses persidangan di pengadilan. Semoga bermanfaat .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H