Lihat ke Halaman Asli

Lukas Budi

Biografometrik Nusantara

Kelangkaan Minyak Goreng

Diperbarui: 5 Maret 2022   17:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber betahita

Berita tentang kelangkaan minyak goreng sudah terdengar sekitar beberapa bulan  yang lalu , berita ini  beredar di media koran maupun televisi, pada saat mendengar dan membaca berita kelangkaan ini  saya berpikir bahwa kejadian ini bersifat temporer, segera berlalu seperti tahun- tahun sebelumnya. 

Pagi ini isteri kehabisan  minyak goreng dan berusaha membeli di mini market di sekitar rumah namun ternyata kosong, pindah ke mini market di dekatnya juga sama  habis  persediaannya, akhirnya mencoba  mencari di minimarket yang agak jauh dari rumah, itupun tinggal lima kemasan dan harga minyak goreng yang ekonomis sudah tidak ada alias habis,yang tersedia  tinggal yang harga relatif mahal karena  harganya sudah dinaikkan.

Pada saat itu isteri bertanya ke pelayannya mengapa habis? Kata pelayan mini market tersebut, setiap datang langsung ada yang beli  banyak sehingga cepat habis, tidak seperti biasanya.

Mengapa kelangkaan minyak goreng ini terjadi? Apakah suplai dari produsen berkurang?apakah masyarakat panik sehingga membeli lebih banyak dari biasanya?apakah ada yang menimbun dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dengan dijual  pada saat hari besar? Dapat juga motif sakit hati berhubungan dengan kebijakan pemerintah yang merugikan sekelompok orang?.

 Menurut Merdeka.com  3,Maret 2022 kelangkaan ini dapat disebabkan panic Buying , artinya konsumen panik karena ketakutan dari berita berita yang mempengaruhi konsumen, naiknya harga crude palm oil(CPO),pemerintah mencanangkan program B 30 artinya akan diproduksi biodiesel dengan campuran minyak sawit  30% dan minyak solar 70%,  proses distribusi dan logistik dengan naiknya harga container.

Program B30 dimulai tahun 2020 sehingga sudah cukup lama seharusnya tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap kelangkaan sekarang ini, Produksi minyak sawit dari beberapa produsen  menurun , ini dapat di chek dengan mudah  dan kemungkinannya kecil untuk mengurangi produksinya. 

Pengurangan produksi ini dapat terjadi  karena kesulitan raw material untuk produksi minyak  sawit atau memang kalau betul betul kesulitan  raw material  berakibat  biaya produksi meningkat, harga menjadi mahal akibatnya   daya beli masyarakat mengalami kesulitan bukan kelangkaan minyak .  Jalur Distribusi kemungkinan juga kecil untuk melakukan penimbunan  selain mereka terdaftar secara resmi sehingga resikonya terlalu besar kecuali nekat.

 Kemungkinan yag paling mungkin atau Most probability approach adalah panic buying, panic buying dapat terjadi secara alami tetapi dapat juga terjadi social engineering / deliberately. Social engineering ini dilakukan oleh oknum oknum tertentu  secara sengaja dapat karena motif  uang, Ego pribadi (tidak puas , sakit hati dll),  politis. Panic buying biasanya akan muncul diarea tertentu yang persediaan minyak habis dan berita  ini disebar luaskan, sifatnya seperti bola salju yang makin lama makin membesar.

 Yang jadi pertanyaan kenapa minyak sawit yang langka? Padahal produksi CPO Indonesia melimpah,sampai sampai dikonversikan untuk biodiesel  atau ada yang tidak puas dengan giat-giatnya pemerintah menertibkan lahan sawit illegal yang merajalela? Semoga kelangkaan minyak cepat berlalu dan tidak muncul kelangkaan-kelangkaan yang lainnya , mari kita cintai Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline