FORENSIC
MENGIDENTIFIKASI SUATU KEBAKARAN (Adanya unsur kesengajaan)
Adanya kebakaran di suatu gedung perlu dilakukan identifikasi. Salah satu contoh adalah kebakaran yang terjadi di Gedung Kejaksaan Agung. Yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana sistem proteksi yang ada di Gedung Kejaksaan Agung tersebut.
Melansir dari artikel dalam koran Kompas (Senin, 28 September 2020, halaman 1). "Sistem Proteksi Gedung Kejaksaan Agung Lemah" Sistem proteksi kebakaran gedung utama Kejaksaan Agung diduga lemah. Hidran di halaman gedung tidak mengalirkan air sehingga menyulitkan pemadaman.
Mengomentari artikel tersebut, penulis berupaya untuk mencermati kembali bahwa sistem proteksi lemah, tidak bisa dengan serta merta langsung disimpulkan bahwa kebakaran yang terjadi di Gedung Kejaksaan Agung pada hari Sabtu, 22 Agustus 2020, malam karena disengaja atau yang sering dibuat pernyataan di media cetak dan televisi bahwa suatu kebakaran diakibatkan hubung singkat listrik/korsleting jika kebakaran belum secara total padam atau baru beberapa jam padam.
Hubung singkat listrik/korsleting pasti terjadi dalam suatu kebakaran di lokasi kebakaran Karena ada sumber daya listrik. Korsleting dapat terjadi, akibat kebakaran selanjutnya, Proses penyelidikan kebakaran membutuhkan waktu yang tidak singkat. Untuk menentukan penyebab kebakaran maka penyelidikan dapat dilakukan jika api kebakaran sudah padam. Supaya tidak menimbulkan resiko terhadap penyelidik kebakaran.
Untuk menentukan suatu kebakaran itu disengaja harus ditemukan indikator - indikator kesengajaannya di lokasi kebakaran dalam suatu kumpulan (cluster). Mari kita bahas satu persatu:
Waktu kejadian kebakaran.
Kebakaran terjadi pada hari libur (malam hari). Hal ini bertujuan bagi sipembakar supaya memudahkan, aman serta memperlambat pemadaman ;
Fasilitas pemadam rusak dan akses ke peralatan pemadaman dipersulit dengan dikunci atau dihalang - halangi, seperti kebakaran di Kejaksaan Agung, hidran yang tidak mengalirkan air, hal ini perlu dicari tahu apakah ada faktor kesengajaan;
Di lokasi kebakaran ditemukan peralatan untuk menyulut kebakaran biasanya dilengkapi dengan timer berupa rokok atau obat nyamuk bakar yang dihubungkan dengan bahan bakar;
Warna kuning dipermukaan puing - puing kebakaran, kemungkinan belerang dari sisa bahan kimia yang mempercepat kebakaran;Air yang menggenang dilokasi kebakaran.Pada permukaan air Ada warna pelangi ini mengindikasikan dilokasi kebakaran mengandung Bahan bakar;CCTV(kalau belum terbakar) untuk mengetahui apakah terekam pelaku pembakaran,sebaiknya CCTV yg terpasang mempunyai resolusi bagus;lokasi API pertama kebakaran lebih dari satu, tetapi tidak saling terhubung, jika kebakaran parah indikator ini tidak nampak;Ditemukan cairan Bahan bakar di LAPK;Jejak/ trailers pada lantai , terbentuk panas yg lebih pada permukaan lantai(ini contoh contoh indikator pembakaran)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H