Lihat ke Halaman Asli

Luita Dratistiana

Analis Humas

Kepala BPSDM ESDM Kupas Tuntas tentang Offshore Deepwater Development

Diperbarui: 30 November 2021   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Minyak dan Gas Bumi (PPSDM Migas) terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya dalam hal produksi migas. Oleh sebab itu diselenggarkanlah Offshore Knowledge Transfer kepada para pengajar dan penguji PPSDM Migas pada Jum'at (26/11) di ruang rapat lantai III Gedung PPSDM Migas.

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Energi dan Sumber Daya Mineral (BPSDM ESDM) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Prahoro Yulijanto Nurtjahyo, Ph. D. sebagai narasumber tunggal pada acara ini.

Dalam kesempatan ini, ia menjelaskan mengenai Trends in Deepwater, contoh proyek deep water, isu -- isu perencanaan pengembangan lapangan, perbedaan deep water dan shallow water serta beberapa isu pilihan tentang konsep ini.

"Deepwater production di Indonesia salah satunya adalah di WMO (West Madura Offshore). Saya menyarankan kepada para pengajar untuk datang langsung belajar di field offshore yang berada di Indonesia sehingga para pengajar dapat mengetahui secara langsung kondisi real di lapangan salah satunya FPSO Gagak Rimang Banyu Urip", ungkapnya.

Desy Kurnia Puspaningrum, salah satu Instruktur PPSDM Migas yang mengikuti program ini menjelaskankan bahwa dalam kesempatan ini ia mendapatkan ilmu tentang pengenalan seputar offshore, desain dan teknologi serta implementasinya.

"Dalam knowledge sharing tersebut kami mendapatkan ilmu bahwa desain offshore itu menyesuaikan dengan kedalaman laut dan kondisi alam. Offshore atau FPSO terbagi menjadi dua macam yaitu type mooring dan tipe turret. Turret biasanya digunakan untuk mengantisipasi kondisi cuaca/angin yg cukup dinamis (arah platform) akan berputar di as menyesuaikan arah mata angin", tambah Desy.

Ia menutup kesannya mengikuti transfer knowledge transfer ini dengan menjelaskan bahwa hal terpenting dalam membangun offshore adalah kegiatan inspeksi, karena untuk memastikan logam yang digunakan terjamin ketahanannya karena akan berhubungan dengan air laut yang berpotensi mengakibatkan korosi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline