Korowai merupakan salah daerah terisolir yang susa di jangkau di Papua,daerah ini terletak di tengah-tengah wilayah administrasi empat kabupaten yaitu Kabupaten Yahukimo,Kabupaten Asmat,Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Boven Digul Provinsi Papua.
Dampak daripada sulitnya akses tersebut hingga sampai sekarang masyarakat korowai belum mendpatkan Pendidikan dan Kesehatan yang semestinya mereka dapatkan seperti daerah-daerah lain di Indonesia dan Papua.
Mereka seolah-olah bukan bagian daripada Orang Papua,karena masa otonomi khusus pun mereka tidak di anggap,buktinya masyarakat korowai tidak mendapat fasilitas yang baik dari semua aspek kehidupan. Pendidikan dan Kesehatan yang ada di korowai merupakan Pendidikan misionaris dan gereja pelayanan dari misi mereka para misionari,Bapak Pdt Trevor. Padahal dalam daf anggaran UUD Otyonomi khusus dana Kesehatan dan Pendidikan yang paling di utamakan,tetapi faktanya mereka orang korowai tidak diperhatikan oleh pemerintah Pusat bahkan pemerintah dan Provinsi Papua.
Di daerah lain papua mendapatkan Kesehatan dan Pendidikan tetapi korowai merupakan sala satu daerah yang tidak di sentuh oleh Pendidikan dan Kesehatan yang baik hingga pada tahun 2016 anatara 2017 korowai mengalami wabah kurang gizi yang mengakibatkan beberapa balita yang meninggal dampak dari pada perhatian dan pelayanan Kesehatan yang minim. "karena mereka masyarakat di korowai perlu perhatian yang intensif agar bisa mendapatakan pelayan yang baik guna melawan wabah yang di alami pada tahun 2017." Pesan singkat kepada (jeratpapua.org) oleh sekretaris Kopkedat Papua, Jhon Ahayon.
Pdt Trevor dan istrinya memikul beban berat,mereka melakukan pelayan Kesehatan,Pendidikan dan melayani umat di gereja,mereka merangkap semua itu. Selain itu bapak Pdt Trevor,ada juga,komunitas Kopkedat Papua juga bekerja Bersama misi untuk orang-orang di korowai menjadi manusia seperti manusia di tempat lain,Kopkedat Papua sejak beridirnya pada tahun 2016 melakukan kerja-kerja kemanusiaan untuk masyarakat di korowai papua . "Dalam data kami sendiri, terdapat 9 bayi tentunya harus memberikan faksinasi di Posyandu agar tidak menambah kematian di Brukmakot. Sejumlah 9 orang tersebut mesti melakukan pendekatan dan penanganan kesehatan secara dini termasuk beberapa kampung lainnya yang masih rentan terserang penyakit" Yan Akobiarek , Ketua Kopkedat ("www.Jeratpapua.org").
Banyak usaha-usaha bahkan lobi yang dilakukan oleh pemerhati Pendidikan dan kesehtan di korowai akan tetapi sampai detik ini pemerintah tidak ada perhatian khusus,padahal undang-undang negara ini sudah menjamin bahwa hak mendapatakan Pendidikan dan Kesehatan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia itu tidak terwujud bagi rakyat korowai,tetapi bukan hanya korowai tentu banyak daerah lain di Indonesia juga nasib sama dengan anak-anak di korowai.
Kopkedat Papua juga menagi janji kemenkes yang mana menjanjikan datang ke korowai untuk melihat secara langsung pada 2017 silam akan tetapi mereka pememrintah pusat dan daerah baru membuka mata Ketika sala satu anak korowai yang luka di pipinya itu lalu mau membuka mata ujar Yan Okobiarek ketua Kopkedat Papua (Komunitas Pecinta Kemanuiaan daerah terpencil) melalui media online Jubi Papua (https://jubi.co.id/masyarakat-korowai-tagih-janji-kemenkes/).
Yosep Rumasep mengirimkan surat terbuka kepada kepala dinas Pendidikan Kaabupaten Yahukimo untuk dapat menindaklanjuti janji Lukas enembe namun hal itu tidak di indahkan,jika Adapun pun program tidak pemerintah itu tidak Continu. ("Surat Terbuka Kepada Dinas Pendidikan Yahukimo dan Gubernur Papua | Suara Papua")
Gubernur Provisi Papua, Lukas Enembe menemui dan mengunjungi masyarakat suku korowai pada tanggal 23 oktober 2017. Pada kesempatan tersebut Lukas enembe juga melepas tim Kesehatan "Save Korowai" untuk mendata Kesehatan kepada masyarakat suku korowai "Kabar Papua.co"
Lukas Enembe Janji Palsu