Lihat ke Halaman Asli

Tak Ingin Diremehkan, Pak Tri Menciptakan Lapangan Pekerjaan untuk Sahabat Difabel

Diperbarui: 6 Desember 2017   08:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi itu terlihat sangat cerah ditemani langit yang indah. Pertemuan yang sudah dijanjikan sebelumnya terwujud sudah. Sedikit usaha untuk mencari lokasi kediaman sang inspirator. Akhirnya, terlihat becak motor roda tiga yang bertuliskan Difa Tour & Transport terparkir rapih di halaman rumah berwarna coklat. Sudah tidak salah lagi, hati kami bersorak bahagia. Tampaknya sosok pria berkacamata dan berkulit coklat sudah menunggu kedatangan kami. Senyuman hangat menyapa dari dalam rumah yang sedikit gelap. Sambari membalas senyuman itu, kami dipersilahkan masuk kedalam rumahnya.

Memulai obrolan ringan setelah perkenalan itu, menciptakan ikatan emosional semakin timbul. Triyono namanya, kerap disapa dengan Tri. Tak disangka, sosok Pak Tri sangat asik dan mudah bergaul. Dont judge by cover, itulah kalimat yang muncul dalam benak. Keluasan pengetahuan dan cakap berkomunikasi, menyakinkan kami bahwa Pak Tri memang berkarakter dan berpengaruh.

Foto : Pak Tri (Founder Ojek Difa ) yang duduk di kursi penumpang, yang dikendarai Pak Aris

Tongkat penyangga kaki terlihat tersandar didinding, begitupun piagam dan sertifikat penghargaan terpampang jelas menempel didinding. Karena banyaknya penghargaan, timbul rasa malas untuk menghitung jumlahnya. Itu semu diluar bayangan.

Perusahaan swasta menjadi pemegang dominasi dalam pemberian penghargaan kepada Pak Tri. Sedikit dari pemerintah, selebihnya kumpulan lembar artikel tentangnya yang digunting dari Koran Lokal lalu dipajang. Ruang tamu ia bentuk dari hasil sekat triplek yang tertempel spanduk layanan/promosi Difa Tour & Transport.

Sejak lahir, Ia sudah terkena penyakit polio. Hal itu membuatnya tidak dapat berjalan normal dan harus dibantu dengan tongkat penyangga. Keterbatasan fisik tersebut tidak membuatnya patah semangat untuk mendapatkan kesempatan sukses seperti orang lain pada umumnya. Tentunya dukungan keluarga dan doa selalu menyertai setiap langkahnya.

Bersandar santai dikursi bambu menciptakan rasa nyaman saat itu. Tak lama, Ia mengajak kami untuk pergi menuju kantor pusat Ojeknya. Setelah ia mandi, kami bersiap memanaskan motor lalu pergi meninggalkan kediamannya. Ditemani salah satu anak didiknya yang berasal dari makassar yang dititipkan kepada Pak Tri agar dibina dan dibimbing.

Baginya pendidikan adalah yang utama untuk mencapai kesuksesan. Hanya sedikit sahabat difabel yang mampu menjalani dan menempuh pendidikan, apalagi dalam dunia perkuliahan. Hal tersebut menjadi dasar semangatnya. Hambatan fisik tidak menghalangi harapannya. Lulus sarjana pertanian di Universitas Sebelas Maret menjadi langkah awal bangkitnya semangat hidup Pak Tri. Pencapaian itu menyadarkannya, jika Ia juga memiliki kepercayaan diri dan mampu mendapatkan kesempatan yang sama.

Dalam perjalanan  menuju kantor ojeknya, Pak Tri terlihat akrab dengan penjual koran yang berkulit gelap dan tersenyum menghampiri Pak Tri. Setiap kesempatan pak Tri menyempatkan diri untuk selalu bertemu dengan orang baru. Hal inilah yang membuat ia memiliki kerabat yang banyak. Setelah mereka bersalaman kami melanjutkan perjalanan lagi. Setibanya dikanto, kami disapa salah satu pengemudi ojeknya yang sangat ramah. Namanya, Mujiyanto yang kerap dipanggil Pak Anto. Ia bergabung dengan ojek difa sejak dua tahun silam.  Dengan kondisi Pak Muji yang memiliki keterbatasan fisik, ternyata ia tak mudah menyerah. Berkat bimbingan dan arahan Pak Tri, Ia menjadi lebih baik lagi dalam hal mental dan kepercayaan dirinya. Awalnya ia hanya dirumah saja dan minder untuk keluar lingkungannya. Tetapi sekarang, ia sangat mudah bergaul dengan orang baru.

Suara adukan sendok dan gelas terdengar dalam ruangan kantornya. Pak Anto berinisiatif menyambut kami dengan kopi buatannya. Kopi hitam disajikan dihadapan kami dengan ramah dan senyum. Sambari menikmati kopi, kami mulai membahas tentang awal berdirinya ojek online difabel milik Pak Tri. Ternyata dulu pak tri pernah mendaftar pada Ojek Online yang sedang marak di Indoensia. " Dulu saya pernah mendaftarkan diri pada Ojek Online yang berbasis aplikasi, tetapi saya ditolak karena tidak memenuhi syarat, yaitu kondisi fisik yang tidak memungkinkan ", ujarnya dengan wajah penuh lesu.

Tidak sampai pada titik itu perjuangannya untuk mendapatkan pekerjaan. Pengalaman tersebut justru menjadi ide berharga baginya. Ide tersebut ialah membuat Ojek Panggilan yang dikemudikan oleh sahabat difabel. Ia kemudian memodifikasi motornya menjadi becak, lalu mempromosikan ojeknya melalui social media dan rekan-rekannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline