Bloom's Taxonomy pada awal kemunculannya sedikit mendapat perhatian dari dunia pendidikan, namun seiring dengan berjalannya waktu Bloom Taxonomy hari ini telah diterjemahkan ke dalam 22 bahasa. Bloom's Taxonomy menjadi model pembelajaran yang paling banyak digunakan serta menjadi yang paling sering dikutip dalam dunia pendidikan. Bloom's taxonomy diciptakan pada tahun 1956 oleh suatu komite dan tenaga pendidik yang diketuai oleh Benjamin S. Bloom (1913-1999). Diawali dari sebuah diskusi pada tahun 1948 oleh sekolompok psikologis Amerika, menggiring Bloom bersama kelompok tenaga pendidik untuk melakukan langkah ambisius dalam mengklasifikasikan tujuan dan sasaran dari pendidikan. Fokusnya adalah mengembangkan metode dari klasifikasi perilaku berpikir yang dipercayai sangat penting dalam proses pembelajaran.
Bloom's Taxonomy merupakan suatu pengklasifikasian dari tujuan pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik terhadap peserta didik. Bloom's taxonomy merupakan klasifikasi berjenjang dari suatu cara berpikir yang didasari pada enam tingkatan kognitif yang kompleks. Terdapat 3 area pembelajaran menurut Bloom's taxonomy, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Pada area kognitif terdapat 6 tahapan pembelajaran yang didasari pada pengetahuan atau intelektual serta mengacu pada kegiatan otak. Tahapan pada area kognitif terdiri dari knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, dan evaluation. Area psikomotorik terdiri dari 5 tahapan yang mengacu pada keterampilan peserta didik atau perilakunya baik dari gerakan fisik, koordinasi serta keterampilan motoriknya. Tahapan pada area psikomotorik terdiri dari imitation, manipulation, precision, articulation, dan naturalisation.
Area afektif memiliki 5 tahapan yang didasarkan pada penilaian sikap peserta didik atau berkaitan dengan emosi, perasaan, nilai, serta motivasi. Tahapan pada area afektif terdiri dari receiving, responding, valuing, organizing, dan characterizing.
Pada perkembangannya area kognitif menjadi model yang paling dikenal dan sering digunakan dalam dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan yang terus dilakukan pada tingkatan yang ada dalam Bloom's taxonomy, keenam tingkatan tersebut terbagi ke dalam dua bagian terpisah dari level berpikir, yakni level berpikir rendah dan level berpikir tinggi.
Pada level berpikir rendah, tingkatan yang ada di dalamnya adalah knowledge, comprehension, dan application. Sementara level berpikir tinggi, tingkatan yang ada di dalamnya adalah analysis, synthesis, dan evaluation. Pada awal tahun 1990, murid dari Benjamin Bloom, yakni Lorin Anderson, memimpin sebuah penelitian untuk memperbaharui Bloom's Taxonomy dengan harapan bahwa model yang diperbarui ini dapat relevan dengan pendidikan pada abad 21.
Akhirnya setelah melewati proses beberapa waktu, tahun 2001 Bloom's Taxonomy mengalami pembaruan atau perubahan pada 6 tingkatan yang dimiliki (Revised Bloom's Taxonomy). Pembaruan pada tingkatan kognitif Bloom berubah menjadi remembering, understanding, applying, analysing, evaluating, dan creating. Pada tingkatan remembering bertujuan agar peserta didik mampu mengambil, mengenali dan memanggil kembali pengetahuan dari ingatan jangka panjangnya. Tingkatan understanding bertujuan untuk membangun pengertian dari pesan lisan, tertulis, dan grafis melalui penafsiran, memberikan contoh, mengklasifikasikan, meringkas, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
Pada tingkatan applying bertujuan untuk melaksanakan atau menggunakan prosedur melalui pelaksanaan atau penerapan. Tingkatan analyzing bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan menjadi bagian-bagian yang tersusun serta bagaimana bagian-bagian itu berhubungan satu sama lain dan berhubungan dengan struktur atau tujuan keseluruhan melalui perbedaan, pengorganisasian, dan pengaitan.
Pada tingkatan evaluating bertujuan untuk membuat sebuah penilaian berdasarkan kriteria dan standar melalui memeriksa dan kritik atau masukan. Tingkatan yang terakhir adalah creating, tujuannya adalah bagaiamana peserta didik dapat meletakkan setiap elemen secara bersama ke dalam bagian keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan lainnya adalah mengorganisir setiap elemen ke dalam suatu pola atau struktur yang baru melalui menghasilkan, merencanakan atau memproduksi.
Perkembangan lainnya yang terdapat pada Bloom's Taxonomy adalah adanya dimensi pengetahuan yang melengkapi ke dalam dimensi kognitif dari Bloom's Taxonomy. Dimensi pengetahuan terbagi menjadi 4 bagian, yaitu Factual Knowledge, Conceptual Knowledge, Procedural Knowledge, dan Meta-Cognitive Knowledge. Setiap dimensi pengetahuan dapat berhubungan dengan keenam dimensi kognitif dari Bloom's Taxonomy.
Perkembangan yang terjadi pada Bloom's Taxonomy secara struktur seiring juga dengan perkembangan pada para penggunanya. Penggunaan dari Bloom's Taxonomy saat ini semakin luas, sehingga dapat digunakan pada perencanaan, penyampaian instruksi, serta penilaian. Terlepas dari hal ini, bagi tenaga pendidik, revisi terbaru dari Bloom's Taxonomy juga menjadi lebih model yang sangat membantu bagi kebutuhan tenaga pendidik. Tabel revisi Bloom's Taxonomy memberikan tuntunan secara jelas, tampilan visual yang ringkas dari hubungan antara standar yang ada dengan tujuan, sasaran, produk, dan kegiatan pendidikan.