Lihat ke Halaman Asli

Kerumitan dan Ketidaksepahamannya

Diperbarui: 8 Juli 2017   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berlin: The Art of Reunification

Rasanya tumpah anggur semalam

Basah di taplak, memperkarat telenan

Membuang diam, kurampas, dan kuganti kerumitan

Hanya itu sejelas jelas nasib yang rumit setelah kutukartambah sisanya

Nasib buruk katanya tidak untuk dilahirkan, ini pesimis, makanya ia mati tragis

Ditelan sepi, dihunus rasa geram yang menjadi jadi, "rasanya ternyata begini," kata ku semalam dengan sengaja kutumpah semuanya

Justru ini anehnya, tukang damprat itu tak pernah mati hingga hari ini,

"Masih saja tak ingat kau?" Makanya banyak baca, biar mudah nebak, dan sulit ditebak

Kunamai dengan sifat, hanya itu yang sebenarbenarnya nyata, tentang tumpah ruah semalam

Perkara nama, hati apalah daya, ia tak beruang mengapa kerap minta sisa jarak menagih jatah, tanpa uluk salam pula

Kulunasi pada akhirnya, kuganti dan kugadai dengan sifat kerumitan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline