Masa depan anak sangatlah penting. Untuk meningkatkan kualitas masa depan anak, pemerintah dan orang dewasa dapat mengusahakan yang terbaik untuk membantu perkembangan anak. Salah satunya dengan menerapkan literasi sejak usia dini.
Literasi usia dini dapat dilakukan agar anak memiliki kegemaran membaca sejak dini.
Anak yang gemar membaca diharapkan memiliki wawasan yang lebih luas. Dengan luasnya wawasan yang dimiliki anak, itu dapat meningkatkan kecerdasan rata-rata anak di Indonesia.
Anak yang cerdas dapat tumbuh menjadi generasi emas yang diharapkan Indonesia demi Indonesia yang lebih maju.
Salah satu cara untuk meningkatkan literasi anak adalah orang dewasa dapat membantu anak-anak untuk mencoba belajar membaca sastra anak.
Sastra anak memiliki peran penting dalam perkembangan sosial, emosional, dan perkembangan kognitif anak-anak. Sekarang ini, memasuki tahun 2000-an, pemerintah Indonesia sudah mulai memberi perhatian yang signifikan terhadap sastra anak sebagai bagian dari kurikulum pendidikan dasar.
Hal ini didasari oleh kesadaran akan pentingnya literasi sejak dini terhadap anak-anak untuk meningkatkan minat membaca anak.
Buku-buku anak, seperti buku dongeng, buku cerita, fabel, dan karya sastra lainnya dapat menjadi media yang efektif dalam mengajarkan nilai moral, membangun kreativitas anak dalam berimajinasi, dan meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa.
Melalui bacaan-bacaan anak, diharapkan anak akan bertumbuh sesuai dengan usianya. Namun, tetap muncul pertanyaan terkait itu, apakah bacaan anak sudah sesuai dengan usia dan kebutuhan perkembangan anak-anak SD?
Untuk menilai kesesuaian bacaan ini, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, yaitu diantaranya adalah yang pertama, tingkat kesulitan bahasa.