Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan identitas bangsa. Namun, di tengah arus globalisasi yang semakin kuat, Pendidikan Pancasila menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang perlu diidentifikasi dan diatasi. Rekonstruksi filsafat pendidikan Pancasila menjadi krusial untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tetap relevan dan dapat diterapkan dalam konteks modern. Dalam pelaksanaannya, ada beberapa tantangan dalam Pendidikan Pancasila. Dalam era globalisasi, nilai-nilai Pancasila sering kali terancam oleh pengaruh budaya asing yang lebih dominan. Hal ini menuntut pendidikan untuk menjaga relevansi Pancasila di tengah dinamika sosial yang cepat.
Metode pengajaran yang konvensional sering kali tidak efektif dalam menarik minat generasi muda. Diperlukan pendekatan yang lebih inovatif dan interaktif dalam menyampaikan nilai-nilai Pancasila. Meskipun informasi teknologi dapat digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai Pancasila, risiko disinformasi dan radikalisasi juga meningkat. Pendidikan perlu mengajarkan literasi digital agar siswa dapat memilah informasi dengan bijak. Implementasi Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi pengembangan Profil Pelajar Pancasila (PPP) yang menekankan pada pembelajaran berbasis proyek dan penguatan karakter. Ini merupakan kesempatan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara lebih mendalam dalam proses belajar mengajar. Rekonstruksi filsafat pendidikan Pancasila harus fokus pada karakter pendidikan yang mencakup aspek etis, integral, dan religius. Hal ini penting untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi. Integrasi Profil Pelajar Pancasila dengan kurikulum global adalah langkah strategi untuk membentuk generasi yang tidak hanya memahami nilai-nilai lokal tetapi juga mampu bersaing di tingkat internasional. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi yang dapat bersinggungan ke dalam kurikulum global, yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, dan kreatif. Metode yang dapat dilakukan dalam mengintegrasikan Profil Pelajar Pancasila dengan kurikulum global adalah dengan pembelajaran berbasis proyek, kegiatan interkultural, penggunaan teknologi, karakter pendidikan, dan literasi global.
Peran teknologi dalam memperkuat Profil Pelajar Pancasila di era global sangat signifikan. Teknologi tidak hanya mendukung proses pembelajaran, tetapi juga membantu menginternalisasi nilai-nilai Pancasila dalam konteks yang lebih relevan dan menarik bagi generasi muda. Aspek penting mengenai peran teknologi dapat diterapkan ke dalam integrasi teknologi digital, pendidikan berdiferensiasi, pengembangan literasi digital. Penggunaan teknologi seperti multimedia, video interaktif, dan platform diskusi online telah terbukti meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan aktif ini merupakan pondasi penting dalam membentuk profil siswa yang mandiri dan berakhlak mulia. Kecerdasan buatan (AI) dapat digunakan untuk menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan interaktif. Misalnya, AI dapat membantu mengembangkan permainan edukatif yang mengajarkan nilai-nilai Pancasila secara menyenangkan dan menarik bagi siswa. Dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana dan inovatif, pendidikan dapat menciptakan generasi yang tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila tetapi juga mampu menerapkannya dalam konteks global yang terus berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI