Lihat ke Halaman Asli

Luh Gede Arieska

Accounting Manager

Affiliate TikTok Menjamur, Masa Depan Pedagang Pasar Dipertanyakan

Diperbarui: 8 September 2023   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TikTok/Akun Claraoutfit

Affiliation TikTok menjamur, masa depan pedagang pasar offline dipertanyakan.

TikTok merupakan salah satu platform online yang saat ini sangat digemari oleh para penduduk di Indonesia. TikTok di Indonesia dimulai pada September 2017. Viv Gong, sebagai Head of Marketing TikTok, mengatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu target utama dari produk perusahaannya. Bermodalkan statistik pengguna internet yang terus meningkat di Indonesia, Gong percaya aplikasinya bisa berkembang di negara Indonesia. Yang awalnya platform tersebut diperuntukkan untuk sharing berbagai kegiatan dan berita terupdate, kini beralih kepada ecommace yang menyediakan platform jual beli barang seperti ecommace shopee, tokopedia dan lain sebagainya.

Namun, uniknya para pengguna TikTok tanpa terbatas oleh follower dapat memperoleh cuan alias keuntungan dengan cara menjadi affiliator atau seller. Salah satu alternatif untuk masyarakat Indonesia khususnya Pelajar, dan ibu rumah tangga untuk tetap memperoleh penghasilan walaupun hanya dirumah. Selain itu, dengan adanya platform TikTok sebenarnya justru membuka market baru yang dapat terjangkau lebih luas di seluruh Indonesia.

Mekanisme kerja dari affiliator yang dapat memperoleh penghasilan omzet hingga miliaran rupiah dalam hitungan jam sangatlah simple dan mudah di mengerti.

  1. Seorang pengguna TikTok harus mendaftarkan tokonya di situs seller-id.TikTok.com
  2. Pilih 'TikTok Shop Affiliate'
  3. Pilih 'Program', lalu 'Program Toko'
  4. Klik opsi 'Buat'
  5. Pilih jenis komisi dan persentasenya, lalu 'Kirim'
  6. Setelah step tersebut dilalui, pengguna TikTok dapat membuka aplikasi TikToknya, dan mengecek apakah sudah terdapat gambar keranjang di profilnya. Seperti gambar dibawah ini :

Gambar diatas adalah Akun TikTok yang sudah berisi keranjang kuning.

Gambar diatas adalah salah satu contoh akun TikTok yang sudah siap untuk menjadi affiliator. Akun siap di setup sesuai dengan keinginan barang yang ingin di jual. Seorang affilite rata-rata mendapatkan komisi 5% - 15% tergantung barang yang dijual di toko tersebut.

Affiliator dapat melakukan live streaming sesuai dengan jadwal pemilik akun. Dapat dibayangkan jika pemilik akun dapat menghasilkan omzet 1 hari 100 juta dengan rata-rata komisi yang diperoleh adalah 10% seorang affiliate dapat memperoleh penghasilan bersih 10jt sehari hanya bermodalkan kuota dan smartphone. Selain itu, keuntungan menjadi seorang affiliator adalah memperoleh barang-barang sampel dari toko yang nilainya bisa jutaan rupiah.

Namun ditengah menjamur dan suksesnya para affiliator di dunia maya meraup keuntungan, tidak menutup mata bahwa pasar offiline seperti Tanah Abang, Roxy, dan pasar lainnya mengalami penurunan pendapatan. Hal tersebut sempat viral di dunia maya pada video mengenai pembahasan TikTok Affiliate dan Live Streaming berimbas pada pendapatan pedangan yang turun terastis saat rapat dengan Menteri Perdagangan.

Dibalik panen uang yang dihasilkan oleh para affiliator dan seller TikTok, tidak sedikit pedagang offline yang kesulitan untuk melanjutkan kontrak dan berencana untuk gulung tikar. Hal tersebut tentunya musti menjadi concern bagi pemerintah saat ini.

Namun, sampai kapan kah TikTok affiliate ini akan tetap eksis dan membantu masyarakat untuk mendapatkan uang secara onliene? akankah ada kebijakan-kebijakan baru yang menyulitkan para affiliate dan seller online tersebut dimasa depan. Hal ini tentunya masih menjadi misteri di masa yang akan datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline