Lihat ke Halaman Asli

Luh Rentiani

Mahasiswa Undiksha

Makna Filosofis Panca Sembah dan Kaitannya dengan Panca Sradha

Diperbarui: 16 Desember 2023   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MAKNA FILOSOFIS PANCA SEMBAH DAN KAITANNYA DENGAN PANCA SRADHA

PANCA SEMBAH
Panca Sembah atau Kramaning Sembah adalah sebuah mantra atau doa yang dipraktikkan oleh umat Hindu sebagai bentuk penghormatan dan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Mantra ini terdiri dari lima urutan, yaitu Sembah Tanpa Sarana atau Sembah Puyung, Sembah Sanghyang Widhi Wasa sebagai Sanghyang Aditya, Sembah Ista Dewata dengan Sara Kwangen atau bunga, Sembah para leluhur atau Pitara, dan Sembah para dewa atau Dewata. Filosofi dari Panca Sembah meliputi penghormatan kepada Sang Hyang Widhi Wasa dan memperkuat hubungan dengan alam semesta serta sesama makhluk hidup. Pelaksanaan Panca Sembah juga berkaitan dengan konsep Panca Srada dalam agama Hindu yang menyatakan bahwa semua makhluk, baik yang hidup maupun tidak, adalah manifestasi dari ketuhanan yang tidak terputus. Dengan demikian, melalui pelaksanaan Panca Sembah, umat Hindu dapat memperkuat hubungannya dengan manifestasi ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari, sesuai dengan konsep Panca Srada.

MAKNA FILOSOFIS PANCA SEMBAH
a.Sembah pertama dalam Panca Sembah adalah sembah puyung. Sembah puyung mencerminkan penghormatan dan bakti yang mendalam, serta merupakan doa pembuka dalam rangkaian Panca Sembah.
b.Dalam sembah kedua, umat Hindu menggunakan bunga warna putih atau kuning, yang mencerminkan esensi keheningan diri (atma) dan koneksi dengan alam semesta serta ketuhananva
c.Sembah ketiga dalam Panca Sembah ditujukan kepada Dewa Wisnu dan Bhatari Sri yang berstana di Pura Puseh.Hal ini juga mencerminkan nilai-nilai penghormatan, koneksi dengan alam semesta, dan memperkuat hubungan dengan ketuhanan.
d.Sembah keempat dalam Panca Sembah ditujukan kepada Sang Hyang Iswara, yang merupakan manifestasi dari Sang Hyang Widhi Wasa. Sembah keempat dilakukan dengan menggunakan dupa sebagai sarana, yang mencerminkan penghormatan dan bakti yang mendalam kepada Sang Hyang Iswara.
e.Panca Sembah terakhir, juga dikenal sebagai Kramaning Sembah, adalah sembah tangan kosong atau empty-handed worship, yang merupakan gestus tanda terima kasih kepada Tuhan.

KAITAN PANCA SEMBAH DENGAN PANCA SRADHA
Panca Sembah dan Panca Sradha merupakan konsep penting dalam agama Hindu. Panca Sembah adalah ritual sembahyang dalam agama Hindu yang terdiri dari lima jenis sembah, sedangkan Panca Sradha adalah lima keyakinan dasar dalam agama Hindu.Panca Sembah terdiri dari lima jenis sembah, di antaranya sembah menggunakan air suci, sembah menggunakan bunga, sembah menggunakan dupa, sembah menggunakan cendana, dan sembah tangan kosong atau empty-handed worship. Setiap jenis sembah ini memiliki makna dan tujuannya masing-masing, dan keseluruhannya merupakan bentuk penghormatan dan pengabdian kepada Tuhan.Sementara itu, Panca Sradha merupakan lima keyakinan dasar dalam agama Hindu, yang meliputi keyakinan terhadap Brahman atau Tuhan, keyakinan terhadap atman atau jiwa, keyakinan terhadap karma atau hukum sebab-akibat, keyakinan terhadap dharma atau kewajiban, dan keyakinan terhadap samsara atau reinkarnasi.Dengan demikian, kaitan antara Panca Sembah dan Panca Sradha terletak pada peran keduanya dalam membentuk keyakinan dan praktik keagamaan umat Hindu. Panca Sembah sebagai ritual sembahyang merupakan wujud dari keyakinan dan pengabdian, sementara Panca Sradha sebagai keyakinan dasar menjadi landasan filosofis dan spiritual dalam kehidupan umat Hindu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline