Oleh: Komang Bella Reswara Febriani
Indonesia adalah negara yang beragam, Indonesia lahir bukan hanya dari satu latar belakang, melainkan berbagai macam latar belakang. Keberagaman adalah anugerah yang membentuk identitas bangsa Indonesia. Keberagaman adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa ditolak oleh manusia, dalam hal ini adalah masyarakat Indonesia, keberagaman akan memberikan dampak positif. Namun, tidak sedikit adanya keberagaman akan menimbulkan dampak negatif yakni konflik yang ada dimasyarakat salah satunya adalah terkait intolernasi. Hal tersebut mengakibatkan bahwa Indonesia adalah negara yang multikultural. Menurut Abdusammi (dalam Utami, 2018: 3) Keberagaman (pluralitas) adalah sebuah kenyataan hidup dimana setiap orang harus berusaha sampai kepada sikap saling memahami satu sama lain. Perlu diingat bahwa kekayaan keberagaman yang dimiliki Indonesia bagaikan mata pisau, jika tidak bijak maka justru akan menghancurkan, namun jika ditanggapi dengan bijak maka menjadi keistimewaan negara ini. Sebagai negara dengan lebih dari 1.300 suku bangsa dan ratusan bahasa daerah, Indonesia menjadi contoh nyata keberagaman yang hidup berdampingan. Namun, di tengah keragaman ini, sering kali muncul tantangan dalam menjaga keharmonisan sosial. Pendidikan multikulturalisme di Sekolah Dasar (SD) menjadi langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan empati sejak dini. Melalui pendidikan ini, anak-anak tidak hanya belajar menerima perbedaan, tetapi juga menghormati dan merayakannya.
A. Mengapa Pentingnya Pendidikan Multikulturalisme di Sekolah Dasar ?
Pendidikan multikultural adalah proses penanaman bagaimana cara hidup untuk menghormati secara tulus, dan toleran dalam keberagaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat majemuk. Dengan diberikannya pendidikan multikultural diharapkan adanya kelenturan mental berbau suku antargolongan ras dan agama(sara), sehingga persatuan bangsa tidak mudah retak dan terjadi disintegrasi bangsa. Dalam konteks Sekolah Dasar, pendidikan ini menjadi sangat relevan karena usia anak-anak pada jenjang ini adalah masa pembentukan karakter dan nilai-nilai dasar. Mengapa pendidikan multikulturalisme begitu penting di SD? Anak-anak usia sekolah dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif dan emosional yang sangat kritis. Pada usia ini, mereka mulai membentuk pandangan tentang dunia, termasuk tentang perbedaan yang ada di sekitarnya. (Derson & Gunawan, 2021)Jika keberagaman diperkenalkan dengan cara yang benar, anak-anak akan belajar untuk menerima perbedaan sebagai sesuatu yang positif, bukan ancaman. Sebaliknya, jika nilai-nilai keberagaman tidak diajarkan, potensi munculnya prasangka atau diskriminasi di masa depan menjadi lebih besar. Puspita (2018) menyatakan pendidikan multikultural dapat diterapkan di dunia pendidikan melalui berbagai cara: pertama, multikulturalisme dalam kurikulum, kedua, penanaman nilai-nilai multikultur dalam pembelajaran, ketiga, budaya multikultur di sekolah, dan keempat, kegiatan penunjang pendidikan multikultur. Sekolah Dasar adalah tempat di mana anak-anak mulai membangun pemahaman tentang dunia di sekitar mereka. Pada usia ini, mereka sangat mudah menerima pengaruh, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, mengintegrasikan pendidikan multikulturalisme menjadi langkah penting untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang akan membentuk karakter mereka.
1. Membentuk Sikap Toleransi dan Penghargaan terhadap Perbedaan
Pendidikan multikulturalisme membantu anak-anak memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan. Ketika anak diajarkan untuk menghargai teman yang berbeda budaya, bahasa, atau agama, mereka akan tumbuh menjadi individu yang toleran dan mampu menghormati perbedaan.
2. Mempersiapkan Siswa untuk Hidup di Masyarakat Multikultural dan Global
Dunia modern menuntut individu yang mampu bekerja sama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Pendidikan multikulturalisme di SD mempersiapkan siswa untuk hidup di dunia yang semakin global, di mana kemampuan untuk menghargai dan memahami keberagaman menjadi keterampilan penting.
3. Mengurangi Potensi Diskriminasi dan Intoleransi
Ketidakpahaman sering kali menjadi akar dari diskriminasi dan intoleransi. Dengan mengenalkan konsep keberagaman sejak dini, anak-anak akan lebih paham dan terbuka terhadap perbedaan, sehingga potensi munculnya konflik berbasis prasangka dapat diminimalkan.