Lihat ke Halaman Asli

Lugas Bati S

Lugas Bati S, 16-01-2001

Dosen Milenial Idaman Mahasiswa

Diperbarui: 6 Mei 2020   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Jadi untuk blog kali ini, saya akan membagikan dan menceritakan pengalaman apa saja yang saya dapatkan selama saya di dalam kelas kewarganegaraan yang ada di Universitas saya, yang diajar oleh Bapak Edi Purwanto. Saya sendiri adalah mahasiswa semester 2 di salah satu universitas di Malang. Saya diajar oleh beliau selama 2 semester ini dalam mata kuliah kewarganegaraan yang sekarang dan pancasila pada semester 1.

Bagi saya sendiri beliau merupakan seorang yang sangat humble dan gaul layaknya anak muda zaman sekarang dan beliau juga bisa dibilang hampir dikenal oleh seluruh mahasiswa yang ada di kampus. Dalam mengajar pun beliau selalu santai dan memulai pelajaran dengan bertahap, dari bercanda tawa, membangun suasana dalam kelas, kemudian melakukan sebuah diskusi. Beliau juga selalu mengajak kami untuk berpikir lebih kritis dan mencoba untuk mengekspresikan diri ketika di dalam kelas. Meskipun beliau selama semester 2 ini jarang masuk kedalam kelas, beliau selalu menitipkan pesan untuk memulai diskusi sendiri mengenai masalah-masalah yang ada di dalam kelompok diskusi dan sekitar.

Beliau meninggalkan sebuah kesan yang bisa diingat oleh semua mahasiswa. Yaitu ketika beliau mengaku sebagai seorang asisten dosen dengan nama Pak Hadi untuk menggantikan dosen mata kuliah Pancasila yaitu Pak Edi di hari pertama pertemuan kami. Dan pada akhirnya kami semua terkejut bahwa beliau sendiri adalah Pak Edi. Beliau berhasil mengerjai kami, bahkan semua kelas dengan mengaku sebagai pengganti dosen.

Saya sendiri pun tidak menyangka bahwa perkuliahan itu seperti ini, karena pada bayangan sebelumnya saya berpikir bahwa kuliah merupakan hal yang serius dan tidak bisa dibuat main-main. Tetapi hal itu mengubah pandangan saya ketika saya bertemu dengan seorang Pak Edi. Jika dalam kelas beliau selalu bercanda tawa bersama kami dan mencoba untuk membangun sebuah hubungan yang harmonis dengan kami dan membangun suasana di kelas sehingga ketika dalam pelajaran kami pun merasa senang dan nyaman.

Pak Edi merupakan dosen yang cukup gaul layaknya mahasiswa milenial. Beliau bisa memanfaatkan media sosial seperti Twitter, Instagram dan, YouTube sebagai media pembelajaran bagi kami. Bahkan ketika kami di semester 2 beliau menawarkan kami untuk memproduksi sebuah film bersama-sama. Hal itu merupakan hal yang cukup mengejutkan dan cukup "lucu" karena agak sedikit "nyeleneh" dari mata kuliah itu sendiri yaitu kewarganegaraan.

Bagi saya sendiri Pak Edi bisa dibilang merupakan dosen bagi idaman semua mahasiswa. Dimulai dari cara beliau belajar dan mengajar di dalam kelas, cara pendekatan terhadap mahasiswanya, hingga gaya atau bahasa yang digunakan beliau kepada mahasiswanya. Karena menurut saya apa yang diperlukan oleh setiap pelajar adalah suasana kelas yang menyenangkan dan nyaman. Beliau bisa memberikan hal itu kepada kami. Kami bisa mengekspresikan diri dan berani untuk "show-up" di depan banyak teman-teman kami sendiri.

Dari pengalaman saya sendiri, masih banyak para pengajar, guru maupun dosen yang jarang melakukan sebuah pendekatan terhadap muridnya ataupun menciptakan sebuah suasana belajar di kelas yang menyenangkan dan nyaman. Masih ada beberapa pengajar juga yang gaya pembelajaran dan cara penyampaiannya masih menggunakan gaya yang dulu, contohnya seorang pengajar yang hanya masuk kelas, kemudian memberikan pertanyaan atau soal kepada muridnya hingga jam pembelajaran selesai. Lalu melakukan absen setelah perkuliahan selesai. Menurut saya sendiri itu merupakan hal yang sudah terlalu "tua". Sudah seharusnya kita mengikuti perkembangan zaman dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Maka dari itu bagi saya Pak Edi sendiri merupakan dosen milenial idaman para mahasiswa.

Saya mendapat banyak pengalaman dari apa yang beliau ajarkan di dalam kelas. Saya belajar bagaimana menjadi seorang moderator yang baik dan benar, belajar bagaimana caranya memimpin sebuah diskusi, belajar untuk berani mengemukakan pendapat sendiri, dan beliau juga mengajarkan saya untuk selalu bersikap rendah hati dan menghargai pendapat ataupun karya orang lain. Meskipun beliau kadang-kadang suka menjadi orang yang "kocak' bagi saya cara mengajar beliau tetaplah yang menyenangkan, santai dan juga tidak ribet khususnya untuk setiap mahasiswa. Pak Edi is the best.

Waalaikumsalam warahmatullah wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline