Lihat ke Halaman Asli

Lugas Rumpakaadi

TERVERIFIKASI

WotaSepur

Mengenal Fungsi Angka di Bawah Papan Nama Stasiun

Diperbarui: 27 Mei 2022   06:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Papan nama Stasiun Bangil yang dilengkapi keterangan ketinggian stasiun. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pada medio 2000-an, saya cukup tertarik dengan angka yang ada di bawah papan nama stasiun di Indonesia. Dahulu, saya mengira ini adalah jarak antar stasiun, panjang peron, atau mungkin jarak dari pusat kota.

Kalau Anda pernah memperhatikan, di bawah papan nama stasiun di Indonesia, pasti akan ada angka dengan satuan meter. Misalnya, Stasiun Ketapang (+7 m), Stasiun Banyuwangi Kota (+82 m), Stasiun Lawang (+491 m), dan Stasiun Malang (+444 m).

Sebenarnya, apa makna dari angka-angka tersebut? Apa kegunaan dari angka tersebut? Pada artikel ini, saya akan menjelaskan makna dan kegunaan dari angka yang terdapat di bagian bawah papan nama stasiun ini.

Angka pada bagian bawah papan nama stasiun menunjukkan ketinggian stasiun diukur dari permukaan air laut. 

Pada beberapa contoh stasiun yang saya sebutkan di atas, ketinggian Stasiun Ketapang adalah 7 mdpl, Stasiun Banyuwangi Kota 82 mdpl, Stasiun Lawang 491 mdpl, dan Stasiun Malang 444 mdpl.

Pada zaman dahulu, keterangan mengenai ketinggian stasiun ini sangat penting, mulai untuk kepentingan rencana perjalanan hingga kepentingan masinis untuk persiapan melintasi medan jalur yang akan dilaluinya. 

Untuk kepentingan rencana perjalanan misalnya, ketinggian stasiun ini digunakan untuk memilih lokomotif yang tepat (lokomotif uap tidak semua kuat dipakai untuk medan pegunungan) dan menentukan berapa banyak gerbong atau kereta yang akan dibawa, disesuaikan dengan daya tarik lokomotif dan elevasi lintasannya.

Bagi masinis yang mengendalikan lokomotif, keterangan ketinggian stasiun penting untuk memperkirakan bagaimana kondisi jalur yang akan dilintasi kereta api, apakah menanjak, menurun, atau relatif datar. 

Masinis perlu memperkirakan kapan harus melakukan penambahan daya tarik maupun proses pengereman ketika akan berhenti di stasiun. 

Tanpa adanya keterangan ketinggian stasiun ini, bisa saja lokomotif mengalami selip karena salah ancang-ancang untuk menanjak atau mungkin melebihi batas berhenti yang ditentukan karena masinis terlambat untuk melakukan pengereman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline