Lihat ke Halaman Asli

Lugas Rumpakaadi

TERVERIFIKASI

WotaSepur

KA Jatayu, Perintis KA Lokal Komersial Malang-Surabaya

Diperbarui: 30 Juli 2021   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KA Jatayu yang baru tiba dari Surabaya masuk di jalur 3 Stasiun Malang. (Sumber: Flickr/Bambang Hadi Triono)

Membicarakan moda transportasi kereta api (KA) di lintas Malang-Surabaya biasanya kita akan tertuju pada kehadiran KA Lokal Penataran. KA yang satu ini memang menjadi salah satu moda unggulan masyarakat Malang yang akan bepergian ke Surabaya dan sekitarnya maupun sebaliknya.

Hingga sekarang, lintas yang menghubungkan dua wilayah perkotaan terbesar di Jawa Timur ini tidak luput dari perhatian Kereta Api Indonesia (KAI). Bahkan beberapa saat yang lalu, sekitar bulan Maret 2021, KAI meluncurkan layanan KA Lokal Komersial baru untuk melayani pelanggannya di lintas tersebut. Sedikit berbeda dengan KA Lokal Penataran yang statusnya masih bersubsidi.

Pada pembahasan kali ini, saya akan menceritakan salah satu layanan KAI di masa lalu yang mengawali adanya KA Lokal Komersial. KAI (saat itu masih bernama PT Kereta Api), pada tahun 1990-an, tepatnya di kisaran tahun 1997 pernah mengoperasikan KA Jatayu di lintas Malang-Surabaya.

Nama KA Jatayu diambil dari salah satu tokoh pewayangan berwujud burung pada cerita Ramayana. Kereta ini bisa dibilang mewah pada zamannya karena menawarkan layanan kelas eksekutif (K1) dan hanya berhenti di 3 stasiun saja selama beroperasi yaitu di Surabaya Gubeng, Lawang, dan Malang sehingga waktu tempuhnya termasuk cepat yaitu hanya 1,5 jam.

PT KA saat itu mengoperasikan KA Jatayu sebagai feeder (pengumpan) KA jarak jauh lainnya yang mengakhiri perjalanannya di Surabaya, seperti KA Mutiara Selatan, Bima, Turangga, Sembrani, Gumarang, dan Argo Bromo Anggrek. Penumpang KA yang akan melanjutkan perjalanan ke Malang dapat menggunakan layanan KA Jatayu dengan harga terjangkau, yaitu hanya Rp6.000,00-Rp12.000,00 saja.

Karena berstatus feeder, KA Jatayu tidak pernah memiliki rangkaian tetap. Biasanya, rangkaiannya meminjam KA Turangga atau Bima. Tergantung dari KA mana yang sampai terlebih dahulu di Surabaya.

Meskipun sempat menjadi layanan mewah dan cepat pada zamannya, KA Jatayu pada akhirnya harus mengakhiri perjalanannya pada tahun 1999 bersamaan dengan beroperasinya KA Gajayana. Tepat sebelum akan berhenti beroperasi, layanan KA Jatayu yang awalnya beroperasi reguler, hanya beroperasi pada akhir pekan saja.

Sebelum KA Gajayana beroperasi, belum ada KA dari Jakarta yang langsung menuju ke Malang, sehingga dioperasikanlah KA Jatayu. Selain karena alasan tersebut, ada pula penyebab lain yang melatarbelakangi dihentikannya layanan KA Jatayu, seperti perilaku masyarakat di lintas Malang-Surabaya yang sudah terbiasa menggunakan KA Penataran, bus, dan kendaraan pribadi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline