Lihat ke Halaman Asli

LUDWINA ANDHARA HERAWATI

Politeknik Negeri Jakarta

Huru-hara PRJ Dahulu hingga Sekarang

Diperbarui: 2 Juli 2023   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Belum lama ini, saya beserta puteri pergi ke ajang Pekan Raya Jakarta. Setelah dua tahun pandemi melanda hingga tiadanya ajang, akhirnya saya bisa kembali nemapaki kaki ke Area JI-Expo Kemayoran. Tahun berganti tahun, saya merasakan suasana yang berbeda ketika menghadiri acara tahun ini, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut saya, tata ruang lebih rapih dan bersih sehingga ramai pengunjung pun tetap ada celah luas untuk bergerak. Akses kendaraan yang digunakan pun cukup mudah ditemukan; bisa dengan JakLingko, Angkot, ataupun kereta yang turun terlebih dahulu di Stasiun Rajawali, lalu sambung menggunakan transportasi umum lainnya. Tidak hanya itu, saya juga merasakan bahwa banyak perusahaan yang bekerja sama dengan event PRJ. Di sana saya bisa melihat, bahkan membawa buah tangan hasil berkeliling selama berjam-jam lamanya.

Perubahan yang saya alami tak luput dari sejarah perayaan setahun sekali ini. Pertama kalinya Djakarta Fair diadakan pada masa Indonesia masih menggunakan Pedoman Ejaan Lama. Pada saat itu, ajang besar tersebut diadakan di kawasan Monumen Nasional, dekat Istana Negara. Pembukaan Djakarta Fair ditandai dengan pelepasan burung merpati oleh Soeharto.

Silih bergantinya waktu, Djakarta Fair telah berlalu dan kini berganti menjadi Jakarta Fair atau dikenal sebagai Pekan Raya Jakarta. Nama DF 'diserahkan' ke Kamar Dagang dan Industri Jaya yang telah dipercaya sebagai pelopor utama.

Secara garis besar, ajang 'pekan' setahun sekali ini bertujuan untuk menampilkan produk dalam negeri; berskala kecil, menengah maupun besar, bahkan berdampak pada lapangan pekerjaan dan sebagai wadah masyarakat untuk menambah penghasilan. Dampak besarnya yakni pertumbuhan ekonomi berskala nasional.

Maka, ketika saya menghadiri acara tersebut, saya semakin takjub. Bukan hanya sekadar acara Ulang Tahun Jakarta yang dibaluri hiburan, kuliner dan kebutuhan sehari-hari saja, namun acara ini berdampak besar pada roda kehidupan warga Jakarta, tentu dengan menjaga budaya dan tradisi Jakarta.

Jakarta, 2 Juli 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline