Lihat ke Halaman Asli

Ludwig Utapara

operator sekolah / Guru

Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Dalam Pembelajaran Melalui Model Problem Based Learning Pada SMAS Bhaktyarsa Maumere

Diperbarui: 18 Februari 2024   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Tantangan utama dunia Pendidikan saat ini yakni bagaimana manajemen proses pembelajaran dan assesmen yang berkualitas. Proses pembelajaran yang diterapkan dalam kelas cendrung menggunakan metode konvensional di mana guru mendominasi selama proses pembelajaran. Metode konvensional yang dimaksud adalah guru masih menggunakan pola lama dalam mengajar. Hal ini menyebabkan peserta didik jenuh dan kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Semangat dan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran terlihat dari menurunnya semangat dalam belajar, mengantuk saat pembelajaran berlangsung, peserta didik terlihat jenuh. Hasil evaluasi yang dilakukan menunjukkan peningkatan hasil belajar peserta didik. Hasil yang diperoleh belum maksimal karena masih terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalam proses diskusi dan presentase kelompok, dimana mereka hanya mengandalkan sumber referensi yang diberikan guru. Peserta didik tidak secara mendiri melakukan studi literasi dari sumber lain.  Dalam upaya meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran informatika, terutama pada materi sistem komputer, pendekatan inovatif serta model pembelajaran PBLmenjadi pilihan yang menarik.

Hasil observasi yang teramati di kelas X-3 SMAS Bhaktyarsa Maumere, menunjukkan motivasi dan keaktifan saat mempelajari materi masih rendah. Siswa cenderung bosan dan sulit terhubung dengan konsep pembelajaran. Dari kajian literatur dan wawancara dengan teman sejawat terkait permasalahan tersebut, penyebab permasalahannya adalah metode pembelajaran masih monoton, peserta didik belum terbiasa memecahkan masalah-masalah kontekstual, kendala dalam pembentukan kelompok heterogen karena peserta didik memiliki tingkat pemahaman pengetahuan yang berbeda dan rendahnya motivasi literasi.

Best Practice perlu dilaksanakan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran dengan media, model dan strategi yang tepat sehingga pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Selain itu praktik baik juga dapat dijadikan sebagai referensi bagi guru lain untuk mengembangkan pembelajarannya pada mata pelajaran lain.

Oleh sebab itu, penulis sebagai guru mendesain pembelajaran inovasi untuk meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran informatika dengan mengintegrasikan pendekatan studi literasi dengan model  PBL.

Tantangan dalam praktik ini adalah bagaimana menciptakan pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan peserta didik terhadap materi yang dianggap sulit. Mereka perlu melihat keterkaitan konsep materi dengan dunia nyata. Tantangan lainnya adalah menciptakan pembelajaran dengan memanfaatkan studi literasi secara efektif.

Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam praktik ini antara lain peserta didik berperan sebagai objek/sampel yang digunakan dalam kegiatan ini, guru yang menentukan model pembelajaran inovatif, rekan guru berperan sebagai partner di sekolah yang juga membantu pada saat pelaksanaan, kepala sekolah sebagai penanggung jawab dan pengarah serta penasihat saat pelaksanaan rencana aksi, dosen pembimbing dan guru pamong yang memberikan bimbingan dan arahan.

PEMBAHASAN

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diterapkan model PBL yang diintegrasikan dengan pendekatan studi literasi. Dengan menggunakan model problem based learning ini, guru berusaha memaksimalkan potensi yang ada pada peserta didik melalui studi literasi. Dalam prosesnya, peserta didik akan didorong bagaimana cara mencari informasi atau literasi digital yang ada pada internet. Pemilihan model PBL karena menempatkan peserta didik dalam situasi di mana mereka harus aktif mencari solusi untuk masalah dunia nyata. Model ini memiliki kelebihan membantu peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, pemecahan masalah dan ketrampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran atau tanggung jawab melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadi pembelajar yang mandiri.

Pemilihan pendekatan studi literasi karena pendekatan ini mendorong pemecahan masalah dan eksplorasi ilmiah. Pemilihan pendekatan ini diyakini akan merangsang rasa keingintahuan peserta didik dan mengajak mereka untuk mengamati, merancang, dan mengembangkan keterampilan literasi. Pemilihan metode diskusi dan presentasi diharapkan peserta didik dapat berbagi ide, memahami sudut pandang yang berbeda, dan mengembangkan pemahaman kolektif. Sementara itu, dengan presentasi peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pemecahan masalah mereka kepada teman-teman sekelasnya. Kombinasi ini memupuk kolaborasi dan keterampilan komunikasi.

Kemampuan guru dalam menentukan model, metode, dan media yang digunakan serta merancang kegiatan pembelajaran sesuai dengan sintaks PBL merupakan sumber daya yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan praktik ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline