Walkout-nya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ketika Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidatonya dalam forum KTT D-8 di Kairo, Mesir baru-baru. Tindakan itu segera mengundang perhatian dan spekulasi publik, khususnya di tingkat domestik.
Insiden itu bukan hanya menjadi bahan perbincangan diplomasi formal, tetapi juga mencerminkan dinamika geopolitik yang kompleks. Dalam konteks ini, posisi geopolitik Turki dan Indonesia perlu menjadi faktor pentin terkait dengan kemungkinan implikasi strategisnya.
Pada umumnya, hubungan Indonesia dan Turki memiliki sejarah panjang dan stabil. Dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar, kedua negara sering dipandang sebagai kekuatan penting dalam membangun solidaritas dunia Islam.
Meski mempunya nilai-nilai yang serupa, perbedaan mereka dalam pendekatan politik dan prioritas strategis yang berpotensi menciptakan jarak dalam hubungan bilateral.
Kepemimpinan Erdogan di Turki lebih menonjolkan perannya sebagai pemimpin dunia Islam melalui pendekatan populis, simbolis, dan agresif, terutama dalam isu-isu seperti Palestina, Suriah, dan penolakan terhadap hegemoni Barat.
Sementara itu, Indonesia cenderung mengambil pendekatan yang lebih moderat dan pragmatis, menjaga keseimbangan antara kepentingan nasional dan diplomasi global.
Perbedaan mungkin menjadi faktor penting yang mempengaruhi persepsi Turki terhadap Indonesia, termasuk terhadap pidato Presiden Prabowo.
Walkout dalam dunia diplomasi adalah tindakan simbolis yang sarat makna dan tidak biasa. Tindakan walkout sering kali digunakan untuk menyampaikan ketidaksetujuan terhadap suatu sikap, kebijakan, atau pernyataan pihak lain, tanpa perlu terlibat dalam perdebatan langsung.
Pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia telah menyampaikan pernyataan bahwa tindakan itu merupakan sesuatu yang lumrah. Apalagi, pada saat yang bersamaan, negara-negara juga mengadakan pertemuan paralel.
Meski begitu, tindakan Erdogan tampaknya lebih dari sekadar reaksi spontan; Walkout PM Turki itu bisa saja mencerminkan pesan politik tertentu. Dengan tindakan itu, Erdogan seolah menyampaikan perbedaan sikap Turki dengan Indonesia kepada audiens internasional dan domestik.