Terpilihnya Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden untuk periode 2024-2029 membawa angin segar sekaligus tantangan baru bagi negara kepulauan terbesar di dunia ini.
Dengan janji kampanye untuk membentuk kabinet zaken atau kabinet ahli, duet Prabowo-Gibran kini dihadapkan pada tugas berat untuk mewujudkan visinya di tengah dinamika global yang semakin kompleks (BBC News Indonesia, 2024).
Proses pembentukan kabinet Prabowo telah dimulai dengan pemanggilan 24 tokoh ke kediamannya di Jakarta Selatan (Kompas.com, 2024). Langkah ini menandai awal dari upaya Prabowo untuk mengumpulkan talenta terbaik bangsa dalam menghadapi berbagai tantangan, baik domestik maupun internasional.
Salah satu isu utama yang harus dihadapi kabinet Prabowo adalah ketegangan geopolitik yang terus meningkat, terutama di kawasan Indo-Pasifik. Persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok/China telah menempatkan negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dalam posisi yang rumit.
Kabinet Prabowo harus mampu menavigasi hubungan diplomatik yang kompleks ini dengan hati-hati, menjaga kedaulatan dan kepentingan nasional sambil tetap memainkan peran konstruktif dalam menjaga stabilitas regional.
Kehadiran tokoh-tokoh seperti Prof. Yusril Ihza Mahendra dalam daftar calon menteri menunjukkan kesadaran Prabowo akan pentingnya expertise di bidang hukum dan hubungan internasional. Hal ini sangat krusial mengingat Indonesia perlu memperkuat posisinya dalam berbagai forum internasional, termasuk ASEAN, G20, dan PBB.
Tantangan global lainnya yang harus dihadapi adalah perubahan iklim dan transisi energi. Sebagai negara kepulauan, Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.
Kabinet Prabowo harus mampu merumuskan kebijakan yang tidak hanya melindungi lingkungan dan masyarakat Indonesia, tetapi juga berkontribusi pada upaya global dalam mengatasi krisis iklim.
Di bidang ekonomi, kabinet Prabowo akan menghadapi tantangan berat dalam memulihkan dan memperkuat perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global. Pandemi Covid-19 telah menunjukkan betapa rentannya ekonomi dunia terhadap guncangan eksternal.
Kabinet harus mampu merumuskan strategi yang tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik, tetapi juga meningkatkan daya tahan Indonesia terhadap gejolak ekonomi global.