Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Produk dan Merek China Ikut Bertanding di Olimpiade Paris 2024

Diperbarui: 4 Agustus 2024   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://cijm.org.gr/paris-2024-unveils-new-olympic-and-paralympic-games-games-emblem/

Olimpiade Paris 2024 menjadi panggung memamerkan produk-produk buatan China dalam berbagai sektor. Fenomena ini mau tidak mau mencerminkan pergeseran kekuatan ekonomi global dan strategi ekspansi soft power China melalui olahraga dan budaya.

Menurut data yang dirilis oleh Komite Penyelenggara Olimpiade Paris 2024, sebanyak 80 persen maskot Olimpiade Phryges diproduksi di China (ANTARA News, 2024). Dominasi produk China di Olimpiade Paris mencerminkan keberhasilan strategi 'Made in China 2025' yang bertujuan meningkatkan kualitas dan daya saing produk China di pasar global" (Zhang, 2023).

Selain itu, produsen-produsen China juga mendominasi pasar untuk produk turunan olahraga, seperti teropong, tongkat sorak, dan syal suporter. Kehadiran masif produk China di Olimpiade Paris menunjukkan kemampuan industri China untuk memenuhi permintaan pasar global dengan harga kompetitif dan kualitas yang semakin meningkat.

Kualitas tinggi yang dimiliki produk buatan China mendapat respons positif yang tak terduga. Pengakuan kualitas produk China di Olimpiade Paris oleh media Barat merupakan langkah penting dalam mengubah persepsi global terhadap 'Made in China' dari sekadar produk murah menjadi produk berkualitas tinggi.

China timur yang dijuluki sebagai "pasar swalayan dunia", melaporkan lonjakan pesanan untuk produk-produk terkait Olimpiade. Kemampuan produsen China untuk memenuhi permintaan besar dalam waktu singkat menunjukkan keunggulan sistem manufaktur dan logistik China yang sangat efisien.

Beberapa merek China juga memanfaatkan Olimpiade Paris 2024 sebagai platform untuk mempromosikan budaya China. HEYTEA, merek teh gaya baru terkemuka asal China, membuka gerai pop-up di Paris. Emily Chang (2024), seorang pakar diplomasi budaya dari Stanford University, memaparkan strategi HEYTEA yang mencerminkan pendekatan 'diplomasi teh' China. Tujuannya meningkatkan soft power melalui promosi budaya tradisional dalam kemasan modern.

Contoh lain adalah produsen mainan trendi China Pop Mart membuka gerai di dekat Museum Louvre yang ikonis untuk membagikan perpaduan kreatif antara seni dan kesenangan.

Olimpiade merupakan platform yang baik untuk menunjukkan diri kita kepada dunia" (ANTARA News, 2024). Kehadiran merek-merek China di Olimpiade Paris merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk membangun brand equity global.

Pemerintah daerah di China juga aktif melakukan branding kota mereka melalui Olimpiade Paris. Upaya branding kota China di Paris mencerminkan strategi multi-level diplomacy China yang melibatkan tidak hanya pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan citra China di mata dunia.

Implikasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline