Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

AS dan China Berdialog, ASEAN Menjaga Keseimbangan

Diperbarui: 30 Juli 2024   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcReZlXT3ni-VXxIbwRDxcbfx0jGFVMad8rdVnT_A8zHZ7BlzLM6U3c_VrA&s=10

Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Laos (27/07/2024) menjadi panggung bagi pertemuan bilateral antara Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, dan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi. Pertemuan ini menjadi sorotan bagi negara-negara ASEAN, yang memiliki kepentingan strategis dalam menjaga stabilitas dan kerja sama di kawasan.

Meskipun kedua pihak sepakat untuk menjaga komunikasi, pertemuan tersebut diwarnai dengan saling kritik dan komplain. Blinken mengecam tindakan China yang dianggap meningkatkan ketegangan di Laut China Selatan. 

Blinken menyatakan kekawaturan AS dan negara-negara di kawasan terhadap tindakan berbahaya dan ilegal RRT di Laut China Selatan, termasuk intimidasi dan pelecehan terhadap negara-negara pesisir. 

Di sisi lain, Wang Yi mengkritik AS atas apa yang disebutnya sebagai pembatasan dan penindasan terhadap China. China telah menyampaikan posisi tegasnya mengenai Taiwan dan memperingatkan AS untuk tidak mencampuri urusan internal China.

Peran ASEAN
Evelyn Goh, seorang profesor Hubungan Internasional di Australian National University (ANU), menyoroti peran penting ASEAN dalam konteks ini. Menurut Goh, pertemuan Blinken-Wang di sela-sela AMM Laos 2024 menunjukkan bahwa ASEAN masih menjadi platform penting bagi dialog AS-China, meskipun persaingan mereka semakin intensif. 

Pertemuan itu secara tidak langsung telah menegaskan bahwa ASEAN bukan hanya penonton pasif, tetapi juga fasilitator aktif dalam dinamika global. Dalam konteks itu, ASEAN perlu mengambil peran yang lebih proaktif. 

ASEAN harus mengambil peran lebih proaktif dalam memediasi ketegangan AS-China, bukan hanya menjadi arena pertarungan mereka. Peran ini menjadi tantangan pelik bagi ASEAN untuk menjadi lebih dari sekadar tuan rumah, tetapi juga pemain kunci dalam menjaga stabilitas regional.

Isu-isu Sensitif
Laut China Selatan dan Taiwan menjadi dua isu utama yang dibahas dalam pertemuan tersebut. Blinken secara jelas prihatinan dengan tindakan provokatif China terhadap Taiwan. Sebaliknya, Wang Yi kekeuh dengan argumen selama ini bahwa Taiwan adalah "bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah China".

Perqn dan posisi membuat ASEAN hqrus mengambil sikap lebih tegas. ASEAN, misalnya, harus lebih vokal dalam mendesak AS dan China untuk menghindari eskalasi di Selat Taiwan. Jika konflik terjadi, dampaknya bakal berdampak langsung pada stabilitas Asia Tenggara.

Meskipun pertemuan ini diwarnai dengan ketegangan, kedua pihak sepakat untuk menjaga komunikasi terbuka. Blinken berjanji tetap berkomitmen untuk terus melakukan diplomasi dan menjaga saluran komunikasi yang terbuka. Sedangkan, Wang Yi menekankan pentingnya memelihara pertukaran di semua tingkatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline