Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Kerja Sama dalam Keamanan Data di Era Digital

Diperbarui: 12 Juli 2024   23:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawa Pos

Di era digital yang semakin terhubung secara global, keamanan data telah menjadi isu krusial dalam hubungan internasional (Choucri, 2012). Insiden peretasan dan kebocoran data yang terjadi di berbagai negara, termasuk peristiwa bobolnya Pusat Data Nasional Sementara di Indonesia, menjadi pengingat keras akan pentingnya menjaga privasi dan keamanan informasi pribadi maupun nasional. 

Peristiwa-peristiwa ini tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi, keamanan nasional, dan hubungan diplomatik antar negara. Apalagi pada kasus selanjutnya, data-data strategis keamanan Indonesia menyangkut TNI dan Kepolisian juga diretas.

Dalam konteks hubungan internasional, keamanan siber telah menjadi domain baru dalam pertahanan nasional (Kello, 2013). Negara-negara kini tidak hanya harus waspada terhadap ancaman fisik, tetapi juga ancaman virtual yang dapat menimbulkan kerugian besar tanpa perlu melintasi batas negara secara fisik. 

Serangan siber dapat menargetkan infrastruktur kritis, sistem keuangan, atau bahkan proses demokrasi suatu negara, seperti yang terjadi dalam kasus campur tangan asing dalam pemilihan umum di beberapa negara.

Kita ingat kecurigaan Amerika Serikat (AS) terhadap upaya-upaya Rusia mengganggu keamanan pemilihan presiden AS yang berujung pada terpilihnya Donald Trump pada waktu itu. Peretasan data dialami banyak negara dan membuat repot berbagai pemerintahan.

Bagi Indonesia, insiden kebocoran data nasional seharusnya menjadi titik balik bagi masyarakat untuk lebih memahami dan menghargai pentingnya keamanan data pribadi. Setiap individu perlu menyadari bahwa data pribadi mereka memiliki nilai yang signifikan, baik secara ekonomi maupun strategis. 

Informasi, seperti nomor identitas, riwayat keuangan, atau bahkan preferensi pribadi dapat digunakan untuk berbagai tujuan yang merugikan, mulai dari penipuan finansial hingga manipulasi perilaku sosial dan politik.

Perlindungan

Untuk memulai langkah perlindungan data pribadi, individu dapat mengadopsi beberapa praktik dasar namun efektif. Pertama, penting untuk selalu berhati-hati dalam membagikan informasi pribadi, terutama di platform online (Acquisti et al., 2015). 

Kedua, penggunaan kata sandi yang kuat dan unik untuk setiap akun online adalah langkah sederhana namun krusial. Ketiga, regularly memperbarui perangkat lunak dan sistem operasi adalah hal penting untuk menutup celah keamanan yang mungkin ditemukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline