Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Populisme Ganjar di Pilpres 2024

Diperbarui: 10 Februari 2024   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Capres nomor urut tiga Ganjar Pranowo menyampaikan visi misinya dalam debat perdana Capres dan Cawapres 2024 di Gedung KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Debat perdana tersebut mengangkat topik pemerintahan, hukum HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, serta peninngkatan layanan publik dan kerukunan warga. (ANTARA FOTO/Galih Pradipta) 

Populisme memang bukan 'barang' baru dalam politik di berbagai negara. Di tingkat global, populisme terbukti dapat membawa sejumlah politisi memperoleh kekuasaan politik, misalnya Viktor Orban, Jaroslaw Kaczynski, dan Robert Fico di Eropa. Contoh lainnya adalah kemenangan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat.

Sebagai sebuah strategi politik, populisme juga telah dipraktekkan di Indonesia sejak pemilihan presiden (pilpres) 2014 dan 2019. Ketika itu dua kandidat yang bertarung mengusung dua model populisme nasionalis yang berbeda. Mereka berdua adalah Prabowo Subianto dan Joko Widodo.

Dalam Competing populism in post-authoritarian Indonesia (2017), Hadiz dan Robinson menjelaskan bahwa pemimpin populis muncul di Indonesia sebagai bentuk protes atas masalah ketidakadilan struktural yang tidak pernah disentuh sejak demokrasi desentralisasi diterapkan di 1998.

Pilpres 2024 mempertontonkan bagaimana pendekatan populisme dipakai ketiga calon presiden dalam berbagai bentuk yang berbeda. Populisme capres Prabowo tampak pada program makan siang dan susu gratis.

Lalu, capres Ganjar Pranowo menggunakan populisme pada program internet gratis. Sedangkan, capres Anies Baswedan menjanjikan branding 'perubahan' untuk merebut suara rakyat.

Ganjar Pranowo telah menunjukkan pendekatan populis yang kuat dalam kampanyenya untuk Pilpres 2024. Pendekatan ini mencerminkan komitmennya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan menunjukkan bagaimana ia menggunakan populisme sebagai alat dalam politiknya.

Populisme, dalam konteks ini, merujuk pada pendekatan politik yang berfokus pada kepentingan dan aspirasi rakyat biasa, seringkali dengan mengidentifikasi diri sebagai bagian dari rakyat yang berjuang melawan elit.

Bahkan, populisme adalah kritikan atas sistem demokrasi representatif yang gagal menciptakan keadilan sosial dan menjadi penyambung lidah rakyat yang diwakilinya. Populisme selalu ditandai dengan sikap anti elitisme dan anti-establishment. Terkadang populisme juga selalu ditandai dengan sikap antipluralisme, seperti dipraktekkan Trump di AS.

Ganjar telah menggunakan pendekatan ini dengan efektif, dengan menunjukkan empati dan pemahaman yang mendalam terhadap kebutuhan dan aspirasi rakyat.

Gubernur Populis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline