Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Indonesia Bukan Penonton di Panggung Diplomasi Global

Diperbarui: 11 Januari 2024   02:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Jokowi menyampaikan keterangan pers usai menghadiri ASEAN Leaders 'Meeting, Sabtu (24/04/2021), di Sekretariat ASEAN di Jakarta. (Setkab/Laily Rachev)

Kritik calon presiden (capres) Anies Baswedan terhadap performa diplomasi Indonesia pada debat capres pada 7 Januari 2024 lalu masih menarik ditanggapi. Pada debat itu, salah satu pandangan Anies adalah Indonesia hanya sebagai penonton di berbagai forum global. 

Kebetulan sehari setelah debat itu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) mengadakan kegiatan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM). Pada pidatonya, Menlu Retno Marsudi secara langsung menegaskan posisi Indonesia sebagai pemain utama di panggung global.

Dalam pandangan saya, pernyataan capres nomer 1 itu cenderung tidak kontekstual dan ahistoris. Tidak kontekstualnya adalah pandangan itu tidak didasarkan pada kenyataan selama ini, khususnya 9 tahum pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pernyataan capres itu juga dapat dikatakan ahistoris karena tidak merujuk pada sejarah diplomasi Indonesia sejak merdeka hingga pemerintahan saat ini.

Sejak memimpin Indonesia pada 20 Oktober 2014 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menorehkan beragam capaian konkret dalam bidang politik luar negeri dan diplomasi Indonesia. 

Berbagai forum regional dan internasional kerap memuji kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Jokowi, yang dinilai semakin meningkatkan pengaruh dan peran aktifnya.

liputan6.com

Capaian Diplomasi
Beberapa capaian diplomasi di bawah ini merupakan catatan dari PPTM 2024. Pertama, di kancah ASEAN, kepemimpinan Indonesia di bawah Presiden Jokowi diakui telah berperan besar dalam menjaga kohesi dan mencegah disintegrasi (Balkanisasi) ASEAN di tengah konstelasi geopolitik global yang semakin kompleks. 

Pada 2023 lalu misalnya, Majalah The Strait Times menyebut keketuaan Indonesia telah berhasil menavigasi ASEAN di tengah situasi penuh tantangan. Indonesia menjalankan peran kepemimpinan alamiah (natural leadership) di ASEAN, sehingga organisasi regional itu tetap relevan di tengah dinamika global hinga saat ini. 

Ambruknya Uni Soviet di akhir 1990an, krisis Asia 1997, serangan terorisme global, krisis Euro, pandemi Covid-19, rivalitas Amerika Serikat (AS)-China di Asia (Indo-Pasifik), dan pertarunagn AS-Rusia di Eropa (berbagai kawasan) merupakan titik-titil kritis bagi ASEAN untuk tetap relevan dengan dukungan kepemimpinan Indonesia.

Kedua, sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020. Indonesia mengusulkan penyusunan resolusi tentang women in peacekeeping operations

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline