Perdebatan mengenai rencana debat resmi di antara calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) menegaskan bahwa isu-isu internasional tidak mendapat perhatian seimbang dengan isu-isu domestik. Kecenderungan semacam ini di pemilihan presiden (pilpres) Indonesia juga banyak terjadi di negara-negara lain.
Bagi Indonesia, situasi itu menjadi pertanyaan menarik dan perlu diangkat menjadi judul tulisan ini. Perbandingan antara isu internasional dan domestik perlu mendapat perhatian, setelah membicarakan perihal reorientasi politik luar negeri (PLN) dan pentingnya platform politik luar negeri bagi capres di dua tulisan sebelumnya.
Bukti-Bukti
Kurang menariknya platform politik luar negeri para capres dapat dilihat dari beberapa bukti. Pertama, minimnya perhatian media mengenai arti penting platform politik luar negeri. Tidak banyak media mainstream dan online membahas isu internasional pada platform politik luar negeri capres.
Kedua, terbatasnya forum-forum sosialisasi atau debat mengenai platform politik luar negeri atau isu internasional yang menjadi perhatian ketiga kandidat presiden 2024.
Seperti debat-debat resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada pilpres sebelumnya, porsi debat mengenai isu internasional hanya 1 kali dari 5 atau 6 kali sesi debat yang direncanakan.
Bukti ketiga, hingga akhir minggu kedua kampanye pilpres, baru 1 lembaga (pusat studi) CSIS (Jakarta) mengadakan semacam sosialisasi platform politik luar negeri capres. Walaupun diselenggarakan secara terpisah untuk tiap capres, bukan debat antar-capres langsung, namun kegiatan ini perlu diapresiasi.
Beberapa Alasan
Ada beberapa alasan mengapa platform politik luar negeri kurang menarik ketimbang isu-isu domestik pada kampanye calon presiden Indonesia 2024.