Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Satu Semester Mengajar Luring, Tanpa Pandemi Covid-19?

Diperbarui: 29 Desember 2022   05:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi perkuliahan (Thinkstock)

Seolah tidak menyadari atau lupa bahwa kegiatan belajar-mengajar di kampus secara tradisional atau luring baru saja selesai dilakukan selama satu (1) semester ini. Kurang lebih empat sampai lima bulan perkuliahan berjalan secara langsung melalui 14 pertemuan di ruang-ruang kelas di kampus. Pertemuan itu masih ditambah dengan satu pertemuan Ujian Tengah Semester (UTS) dan satu pertemuan lagi untuk Ujian Akhir Semester (UAS). 

Rasa tidak sadar atau lupa kuliah sudah selesai itu bisa dilanjutkan dengan rasa lupa bahwa kuliah selama satu semester itu dijalankan dalam suasana masih ada pandemi Covid-19. Apalagi ketika dosen mengajar atau mahasiswa mengikuti kuliah tanpa memakai masker. Atau selama perkuliahan mahasiswa duduk di kelas berdekatan, tanpa ada jarak seperti di gambar atas.

Tulisan ini terpaksa menyasar target ke dosen dan mahasiswa karena pada umumnya perkuliahan di tingkat universitas di negeri ini baru dimulai di pertengahan tahun 2022 ini. Sementara itu, profesi mengajar lain (seperti guru) telah merasakan pengalaman mengajar secara langsung atau luring sejak awal tahun 2022. Lamanya waktu itu tentu saja memberikan konsekuensi berbeda atau minimal beda rasa konsekuensinya:) 

Apalagi posisi dosen di kampus relatif berbeda dengan guru di sekolah-sekolah. Seorang dosen cenderung lebih mandiri dari pengaruh atau tekanan otoritas administratif. Walaupun begitu, kondisi itu tidak membuat dosen bisa melepaskan begitu saja dari tekanan struktural, baik yang bersifat khusus maupun umum.

Seorang dosen biasanya mengajar lebih dari 1 matakuliah selama 1 semester. Mahasiswa peserta kuliah bisa saja berbeda atau sama. 

Pada beberapa matakuliah di semester yang sama, maka kelas-kelas biasanya terisi dengan mahasiswa yang sama. Sementara itu, matakuliah di semester berbeda (misalnya 1, 3, atau 5) akan diisi mahasiswa berbeda angkatan.

Mengapa rasa lupa itu perlu dikedepankan di tulisan ini? Ada beberapa faktor menarik yang terjadi di sekitar dan di luar lingkungan dosen. 

Pertama, semakin jarang dosen mengingatkan kepada mahasiswa mengenai situasi Covid-19 yang masih terjadi hingga sekarang. Padahal mobilitas dosen dan mahasiswa yang tidak terbatas (dibanding murid-murid SD-SMA) cenderung lebih membuka peluang kondisi badan capai dan sakit. 

Walaupun sakitnya "cuma" pilek, batuk, dan pusing, kebanyakan dari kita (khususnya dosen) cenderung meremehkan kondisi itu. Padahal jika menderita sakit itu, dosen atau mahasiswa sebaiknya tidak masuk atau minimal memakai masker.

Sumber: ichef.bbci.co.uk

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline