Menikmati secangkir kopi pahit di hari kedua tahun baru 2023 sungguh berbeda. Seruput kopi membuat pikiran melayang ke tahun 2022. Pahitnya kopi justru menambah fokus berpikir. Ingatan pun mengerucut pada kuliah terakhir di semester lalu.
Bulan Desember biasanya adalah penanda bagi berakhirnya perkuliahan di kampus-kampus di Indonesia. Sebagian kampus lainnya masih mengakhiri perkuliahan di Januari ini, termasuk ujian akhir.
Memang kuliah atau pertemuan terakhir menjadi semacam titik akhir dari sebanyak 14 pertemuan tiap minggu. Kuliah penutup adalah istilah lainnya.
Menjadi titik akhir karena setelah itu tidak ada kuliah lagi. Hanya ada ujian akhir semester) (UAS) setelah kuliah akhir itu, lalu dilanjut libur semester. Kebetulan liburan semester bersamaan dengan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Karena terakhir, maka kuliah itu seolah sekadar menutup. Kuliah terakhir sepertinya dianggap tidak sepenting dibandingkan kuliah-kuliah sebelumnya. Kuliah penutup tidak berisi materi atau kegiatan kelas pendukung materi.
Pentingnya kuliah terakhir
Bagi tulisan ini, kuliah terakhir justru sangat penting dan strategis. Kuliah ini tidak kalah dibandingkan dengan kuliah-kuliah sebelumnya. Mengapa kuliah terakhir itu penting dan perlu? Apa bedanya kuliah terakhir dengan kuliah-kuliah sebelumnya?
Masih ada banyak pertanyaan lain bisa diajukan untuk menggugat urgensi kuliah terakhir. Namun, dua pertanyaan itu setidaknya bisa menjadi semacam pintu masuk untuk mengulik lebih jauh soal arti penting dari kuliah penutup.
Pertama, kuliah terakhir sejatinya menjadi titik menentukan bagi dosen dan mahasiswa untuk melihat lagi perjalanan perkuliahan/pengajaran dan kegiatan-kegiatan selama satu semester.
Di kuliah akhir, seorang dosen bisa mengevaluasi materi, baik teori atau konsep-konsep penting dan berbagai kasus. Evaluasi itu bisa dipakai untuk meneropong sejauh mana materi-materi itu sudah disampaikan dosen dan dipahami mahasiswa.