Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Tiga Kepentingan Strategis Kunjungan Jokowi ke China

Diperbarui: 28 Juli 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRItXORtw-svpmFQyhYSOip8Tcrzl8n8kV31w&usqp=CAU

China merupakan perhentian pertama dalam lawatan Presiden Joko "Jokowi" Widodo ke tiga negara di Asia Timur selama tiga hari pada 26-28 Juli 2022. Setelah China (26/7), Presiden Jokowi juga berkunjung ke Jepang (27/7) dan Korea Selatan 28/7). 

Ketiga negara tersebut merupakan mitra strategis bagi Indonesia, ASEAN, dan Presidensi Indonesia di G20. Selain sarat dengan muatan bilateral, kunjungan itu juga berkaitan dengan konteks kawasan melalui ASEAN dan global melalui G20.

China memang telah menjadi mitra strategis Indonesia di bidang ekonomi dan non-pertahanan keamanan. Kunjungan itu menegaskan posisi Indonesia sebagai negara berkekuatan menengah (middle power) yang memiliki kelebihan bisa mendekati China ataupun Barat tanpa mengorbankan politik bebas aktifnya.

Sementara itu, Indonesia memilih bekerja sama dengan negara-negara Barat untuk isu-isu demokrasi, keamanan, dan pertahanan. Ini dibuktikan dengan banyaknya kerjasama itu dengan Amerika Serikat (AS), misalnya. Pada waktu yang hampir bersamaan dengan kunjungan Jokowi, pasukan AS memulai latihan militer bersama dengan nama 'Garuda Shield.'

Kecenderungan itu menguatkan pola-pola politik luar negeri Indonesia yang tidak lagi berbasis dua kutub, yaitu antara Amerika Serikat (AS) dengan Rusia atau AS dengan China. Indonesia memandang masih ada banyak peluang kerjasama yang tidak memihak yang memberikan manfaat besar jika bisa dijalankan secara tepat.

Dalam lawatan ke tiga negara itu, Presiden Jokowi sebenarnya membawa tiga kepentingan strategis, yaitu hubungan bilateral RI-China, kepentingan ASEAN, dan Presidensi di G20. Dengan mengusung politik luar negeri bebas dan aktif, Indonesia lebih menonjolkan kepentingan bersama dan membuka ruang dialog semaksimal mungkin.

Bagi China, Jokowi adalah kepala negara asing pertama yang mengunjungi China setelah Olimpiade Musim Dingin Beijing pada Februari 2022. Kunjungan Jokowi ini merupakan undangan dari Presiden China Xi Jinping. Undangan itu merepresentasikan arti penting Indonesia bagi China.

Kunjungan tersebut tentu saja dapat menaikkan reputasi Indonesia sebagai negara yang mau mengupayakan mediasi bagi konflik global, termasuk mendamaikan Rusia dan Ukraina. 

Sampai saat ini, Indonesia telah memperlihatkan kemampuan diplomasinya untuk 'berlayar' di antara berbagai kepentingan negara-negara besar (major powers), seperti AS, Rusia, dan China.

Hubungan Bilateral
Di Beijing, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Xi Jinping dan PM Li Keqiang seara terpisah. Agenda pembicaraan mereka, meliputi hubungan bilateral dan isu-isu utama di kawasan regional dan internasional, termasuk Konferensi Tingkat Tinggi G20.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline