Sesuai kesepakatan, delegasi Rusia dan Ukraina berhasil bertemu untuk membicarakan perdamaian di Gombel, yaitu wilayah di perbatasan antara Belarus dan Ukraina. Setelah 5 hari berperang, kedua negara bertemu pada Senin, 28 Februari 2022.
Pembicaraan damai (peace talk) itu secara tidak terduga justru datang dari Presiden Rusia, Vladimir Putin. Permintaan Putin, walaupun disampaikan melalui Presiden Belarus Alexander Lukashenko, tetap menarik perhatian.
Hal ini mengingat Rusia menjadi sangat gusar dengan perilaku Ukraina sehingga Putin memerintahkan pasukan Rusia menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu. Sebagai sebuah negara besar, serangan Rusia itu menjadi simbol kekuatannya atas negara Ukraina.
Bagi Rusia, negara tetangganya yang beribu kota di Kiev itu merupakan negara kecil dengan perbandingan yang tidak seimbang di sektor pembangunan ekonomi, pertahanan, teknologi, dan sebagainya. Pendapatan Domestik Bruto Ukraina termasuk terendah di antara negara-negara di Eropa Timur.
Selain itu, pertumbuhan ekonominya tidak mampu menopang pengurangan angka pengangguran. Dalam invasi Rusia sejak 24 Februari, Ukraina cenderung digambarkan sebagai pihak yang lemah.
Lalu, mengapa Putin mengusulkan pertemuan damai itu di hari ke-5 perang kedua negara? Walaupun agenda pertemuan tidak jelas atau tidak diumumkan secara resmi, namun salah satu agenda pentingnya dipastikan adalah upaya gencatan senjata.
Perlawanan Ukraina
Siapa menduga bahwa militer Ukraina mampu memberikan perlawanan sengit kepada tentara Rusia. Berbagai berita internasional mengisahkan heroisme mereka. Militer Ukraina menghentikan tank dan truk-truk militer Rusia. Pesawat nir-aeak atau drone milik militer Ukraina bahkan menghancurkan sasaran Rusia di darat dan udara.
Pasukan Ukraina dikisahkan mampu mencegat sebuah rudal jelajah yang diluncurkan ke arah Kiev dari wilayah Belarusia. Serangan Rusia di kota Kharkiv pun mendapat perlawanan sengit.
Sementara itu, rakyat Ukraina juga tidak ketinggalan menunjukkan sikap berani mereka melawan tentara Rusia. Konon, mereka mengejek tank-tank Rusia yang mogok di jalanan menuju kota-kota di Ukraina. Mereka berbondong-bondong mendaftarkan diri sebagai sukarelawan melawan Rusia. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan tentaranya telah berhasil mempertahankan kota itu dan membuat situasi di Kiev terkontrol.
Mantan Kepala Pertahanan Anggota NATO Estonia, Riho Terras mengatakan Putin sangat marah dengan perkembangan situasi di Ukraina. Informasi ini dicuitkan Terras di akun Twitternya. Dalam pikiran Putin, seluruh perang akan dimenangkan Rusia dengan mudah dan semuanya akan selesai dalam waktu 1 hingga 4 hari. Konon, Putin menargetkan kemenangan Rusia pada 2 Maret atau hari ini.