Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Perang Rusia-Ukraina adalah Warisan Perang Dingin?

Diperbarui: 28 Februari 2022   11:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://th.bing.com/

Perang Rusia dan Ukraina sejatinya adalah warisan Perang Dingin. Dalam studi Hubungan Internasional (HI), invasi Rusia ke Ukraina menunjukkan betapa peran negara sangat dominan. 

Apalagi ketika negara sebagai salah satu aktor dalam HI berkaitan dengan negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, dan China, maka hampir tidak ada aktor lain yang mampu menyaingi, menantang, atau, bahkan, menentang.

Serangan militer Rusia ke Ukraina menunjukkan bahwa AS (dan negara-negara anggota NATO) tidak berani membalas Rusia. Sampai hari keempat serangan Rusia, AS dan NATO seolah membiarkan Ukraina diserang tanpa bantuan mereka. Bahkan upaya-upaya diplomasi dari beberapa kepala negara/pemerintahan sebelum serangan Rusia dimulai menjadi seolah tidak berbekas.

Dominasi negara

Empat hari sudah Rusia menyerang kota-kota Ukraina. Tentara dan peralatan militer Rusia memasuki Ukraina dari berbagai wilayah. Dari sebelah Utara lewat Chernobyl, dari Timur melalui Luhans dan Donest, dan Selatan/Tenggara lewat Krimea. 

Selain itu, Rusia juga mengerahkan kekuatan darat, laut, dan udara. Beberapa lokasi strategis telah dikuasai Rusia. Militer Rusia bahkan telah memasuki wilayah pinggiran ibukota Ukraina, Kiev.

Di hari ke-empat ini, serangan Rusia bukannya berkurang karena perlawanan militer Ukraina, walaupun tidak seimbang. Rusia justru menambah ekskalasi perang dengan menyiapkan serangan nuklir ke Ukraine. 

Tidak begitu jelas alasannya, namun Putin tampaknya ingin memberikan gertakan yang berefek gentar (deterence) kepada negara-negara anggota NATO dan AS. Negara-negara itu sudah berkomitmen mengirimkan 100 pesawat tempur untuk membantu Ukraina melawan Rusia.

Hingga saat ini, respon dari Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak jelas atau tidak kuat. Upaya multilateral di PBB tidak menunjukkan kekuatannya mengingat resolusi PBB bakal ditentang oleh Rusia dan China (walau mungkin abstain).

Ketika salah satu negara pemegang veto Dewan Keamanan PBB menggunakan haknya, maka PBB tidak bisa mengeluarkan sebuah resolusi. PBB hanya bisa menghimbau. Akibatnya, PBB tidak bisa berbuat apa pun yang memiliki pengaruh bagi penghentian serangan Rusia ke Ukraina. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline