Salah satu kebijakan penting dalam sepakbola Indonesia masa kini adalah program naturalisasi pemain. Pelatih Tim Nasional (timnas) Indonesia Shin Tae-yong juga sepakat dengan kebijakan itu.
Meski begitu, program naturalisasi ini tampaknya berbeda dengan program serupa di masa lalu. Sekarang, program itu lebih ditujukan untuk merekrut pemain diaspora Indonesia, bukan pemain asing seperti dulu. Jadi, sasaran naturalisasi memang berbeda.
Alasan
Ada dua (2) alasan penting yang setidaknya berkontribusi pada naturalisasi pemain dari pelatih Shin.
Pertama, ada kecenderungan bahwa kepelatihan Shin Tae-yong di timnas memang tidak dimaksudkan secara khusus untuk membangun sistem sepakbola masa depan Indonesia. Shin dikontrak hingga akhir 2023 untuk secara khusus mempersiapkan timnas Indonesia U-18, U-20, U-23, dan senior untuk berbagai kompetisi regional dan internasional.
Dengan kata lain, pemerintah dan organisasi sepakbola nasional negeri ini (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia atau PSSI) ingin Shin membawa kemenangan bagi timnas Indonesia. Sekali lagi, 'hanya' itu misi khusus yang dibebankan pada coach Shin.
Tujuan kemenangan itu tentu saja sangat wajar mendorong pelatih Shin melakukan program gerak cepat. Akhir tahun 2023 hanya tersisa 23 bulan lagi. Shin tidak mungkin membangun peta jalan sistem persepakbolaan nasional berkelanjutan. Shin sangat memahami kepentingan jangka pendek pemerintah Indonesia dan PSSI, yaitu kemenangan bagi timnas.
Kedua, apalagi negara besar dengan 270 juta lebih penduduk ini selalu kesulitan menorehkan kebesarannya dalam preatasi bergengsi di bidang sepakbola. Berbagai masalah lain juga ikut membuat Indonesia terpuruk dalam mencatatkan tinta emas Di cabang olahraga (cabor) ini.
Oleh karena itu, Shin mencoba cara baru dalam naturalisasi pemain.