Hubungan tanpa status (HTS) tidak selalu berurusan dengan percintaan atau kisah kasih nyata (KKN), seperti semasa mahasiswa. HTS juga terjadi di antara para Kompasianer dan berlangsung dinamis.
Sebagai blog bersama atau keroyokan atau gotong-royong, Kompasiana memiliki banyak penulis sebagai penghuninya. Saya sebut 'banyak' karena lupa berapa jumlah relatif atau pastinya:) Penghuni blog ini adalah penulis dengan pekerjaan tetap yang beragam.
Maksudnya dinamis adalah relasi yang naik-turun, bisa juga ke kanan-kiri atau sebaliknya, bahkan juga ke tengah. Ini bukan ke kanan yang liberalis atau kiri komunis, lalu tengah Pancasilais.
Hubungan dinamis lebih pada relasi sosial yang terkadang politis di antara para Kompasianer. Politisnya muncul ketika membahas topik-topik politik atau yang secara tidak langsung berkaitan dengan politik domestik (seperti Israel, Palestina, atau Taliban di Afghanistan). Hubungan politis dan nir-politis itu adalah sesuatu yang biasa, apalagi ada peluang memberikan tanggapan terhadap sebuah artikel dimungkinkan di Kompasiana.
Disebut HTS karena hubungan antar-Kompasianer lebih banyak bersifat virtual atau tidak nyata. Saling tahu tetapi tidak (begitu) kenal. Akrab memang, namun sebatas saling memberi nilai/label dan saling memberikan komentar terhadap tulisan.
Akrabnya lebih banyak lewat tulisan, bukan lewat perjumpaan 'darat' dengan frekuensi rutin. Hubungan akrab juga terjadi karena telah lama berkiprah menulis di Kompasiana.
Ada juga 'pemain' lama di Kompasianer, namun jarang atau tidak lagi menulis. Mereka tetap aktif sebenarnya, namun sebagai silent reader atau pembaca senyap. Ada juga yang active reader atau pembaca yang bermurah hati meninggalkan jejak digital dalam bentuk nilai/label dan komentar.
Tidak ada status khusus di antara para Kompasianer baik yang aktif menulis, penulis musiman alias bukan penulis harian, pembaca senyap, dan pembaca aktif. Status mereka adalah sama-sama penulis di Kompasiana.
Dengan status Kompasianer itu, hubungan akrab tapi virtual bisa muncul lewat tulisan. Intensitas menulis dan intensitas meninggalkan jejak digital di tulisan yang telah dibaca juga amat berpotensi membangun keakraban, walau tetap virtual. Saling 'mengunjungi' tulisan, saling bertukar label/nilai, dan saling meninggalkan komentar adalah bentuk-bentuk keakraban interaktif yang virtual.
Kebiasaan membaca tulisan Kompasianer juga membuat seorang Kompasianer merasa mengenal Kompasianer lain. Lalu, seorang Kompasianer bisa melakukan profiling tulisan-tulisan.