Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Studi HI: Tiga Pilihan Topik Menarik dari Menangnya Greysia-Apriyani di Olimpiade 2020

Diperbarui: 3 Agustus 2021   00:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Greysia/Apriani. Sumber: Kompas

Seperti telah diduga, begitu pasangan ganda putri Indonesia menang, segera bertumpah-ruah tulisan tentang mereka. Ada banyak sudut pandang dari tulisan-tulisan tentang kemenangan Greysia Polii-Apriyani Rahayu merebut medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 ini.

Banyak tulisan menarik tentang kemenangan mereka. Tentu saja, perhelatan oleh raga sekelas Olimpiade juga perlu mendapat perhatian. Lebih menarik lagi, topik-topik itu ditulis dari perspektif (Hubungan) Internasional atau HI. Ada beberapa topik menarik.

Pertama, sejauh mana Indonesia menempatkan Olimpiade sebagai sarana diplomasi di tingkat dunia? Di sini, pertanyaan itu bisa ditambah dengan pertanyaan-pertanyaan, seperti: Apakah Indonesia sekedar ikut di Olimpiade sebagai bagian dari 130 lebih negara anggota PBB? 

Atau ada nilai tertentu yang mau diraih Indonesia di pertandingan olah raga setingkat Olimpiade? Pertanyaan terakhir bisa dikaitkan dengan perolehan berbagai medali (termasuk emasnya Greysia-Apriyani) hingga hari ini.

Studi HI telah mengakui manfaat olah raga sebagai alat diplomasi publik. Tujuan utama diplomasi publik adalah memenangkan hati dan pikiran (winning hearts and minds). 

Penggunaan olah raga mau tidak mau sangat terkait dengan politik, misalnya untuk membangun semangat nasionalisme atau sebagai bentuk kegigihan umat manusia melawan pandemi Covid-19 pada saat ini.

Selain itu, olah raga juga bermanfaat untuk mendorong perdamaian. Para pemimpin dunia telah menggunakan olah raga sebagai alat diplomasi. Presiden Afrika Selatan, Nelson Mandela, misalnya, telah menggunakan Piala Dunia Rugbi (1995) untuk menyatukan warga kulit hitam dan kulit putih. 

Presiden AS Richard Nixon dan pemimpin RRT Mao Zedong menggunakan olahraga pingpong untuk mengurangi ketegangan hubungan kedua negara. 

Olimpiade musim dingin di Korea Selatan (2018) bahkan dimanfaatkan untuk membangun perdamaian dengan Korea Utara, walaupun perdamaian itu hanya berlangsung selama 17 hari.

Kedua, sejauh mana bulutangkis menjadi soft power bagi diplomasi Indonesia dengan negara-negara lain? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline