Menang 1-0 lawan Manchester City membuncahkan optimisme Chelsea FC menjuarai Piala FA. Gol tunggal si gelandang serang Chelsea, Hakim Ziyech, meredupkan mimpi tim asuhan Pep Guardiola. Sebaliknya, gol Ziyech itu membawa Chelsea ke partai final Piala FA 2020/2021.
Pertahanan solid, permainan rapi-efektif, dan kerjasama apik di lini serang menjadi modal besar Chelsea mengalahkan Man City. Cukup dengan skor tipis saja, 1-0.
Segera saja kemenangan ini menaikkan kepercayaan diri Tim Biru. Calon lawan di laga final adalah pemenang antara Leicester City lawan Southampton.
Kebanyakan prediksi mengungkap bahwa Chelsea bakal membawa tropi Piala FA untuk pertama kalinya bersama sang pelatih, Thomas Tuchel, ke Stamford Bridge.
###
Posisi 1-0 keunggulan Chelsea atas Manchester City sebenarnya telah menaikkan gairah saya menulis lagi soal klub kesayangan ini. Hampir 3 minggu, tulisan tentang Tim Biru ini tidak muncul. Ini tentu saja bukan karena topik ini tidak menjadi pilihan Kompasiana.
Padahal, ide itu seharusnya bisa muncul setelah beberapa capaian positif Chelsea. Tim Biru ini telah menang besar lawan Cristal Palace di pekan lalu di Liga Premier Inggris. Sementara itu, tim asuhan Thomas Tuchel ini lolos ke semifinal Piala Champions, walau kalah dari Athletico Madrid di laga leg ke-2.
Tapi entah kenapa baru kali ini kemauan menulis tentang Chelsea bisa muncul lagi. Setelah menonton penampilan lawan Man City ini, ide muncul dan ada gairah menulis hingga selesai. Apalagi kemenangan ini bisa mengantarkan tim Thomas Tuchel membawa pulang tropi juara Piala FA.
###
Efek Tuchel
Menang dan kalahnya sebuah klub sepakbola selalu saja diarahkan sebagai buah tangan sang manajer atau pelatihnya. Bagi Chelsea, hasil sebuah laga itu positif atau negatif menjadi gambaran kepiawaian Thomas Tuchel. Efek Tuchel seolah menjadi istilah baku.
Pertama, Tuchel mewarisi materi pemain yang 100% sama dengan pelatih sebelumnya, sang legenda, yaitu Frank Lampard. Dengan tim pemain yang sama itu, Tuchel berhasil mendekat, berkomunikasi secara personal, dan memberikan ruang sama bagi semua anggota untuk merumput.
Kedua, tidak ada lagi anak-anak emas di tim Chelsea. Pertarungan Chelsea di tiga laga ---Liga Premier Inggris, piala FA, dan Piala Champions--- tampaknya menjadi alasan penting bagi Tuchel untuk menjadikan pemain-pemain tertentu menjadi anak emas. Situasi ini terjadi di masa Lampard.