Selamat siang,
Diary atau catatan kuliah hari ke-9.
Siang ini, saya coba menulis catatan harian ini untuk persiapan kuliah semester depan. Ada matakuliah Diplomasi Repubik Indonesia Kontemporer. Catatan ini adalah salah satu materi kuliahnya. Harapannya adalah catatan ini bisa diteruskan dengan topik-topik kuliah selanjutnya di matakuliah ini.
Selama ini, catatan kuliah ini hanya dalam bentuk file presentasi, sehingga ini adalah eksperimen awal mengkonversi poin-poin presentasi ke bentuk narasi. Kebetulan pandemi telah menuntut penerapan pembelajaran daring. Beberapa teman menyarankan materi tidak hanya dalam bentuk file presentasi, namun juga suara yang menjelaskan presentasi. Narasi ini menjadi salah satu alternatifnya.
###
Kita mulai dengan bahasan singkat tentang perkembangan diplomasi ke arah diplomasi publik, lalu menjelaskan beberapa definisi, dinamika isu dan aktor, serta strateginya.
Perkembangan Diplomasi
Diplomasi adalah pelaksanaan atau praktek dari politik luar negeri suatu negara terhadap negara lain. Sementara itu, politik luar negeri adalah kebijakan sebuah negara dalam melihat negara-negara lain dan hubungan dan kerjasama internasionalnya.
Perkembangan diplomasi dalam aspek perluasan isu yang menjadi perhatian dan penambahan aktor telah membuat diplomasi tidak hanya dijalankan okeh aktor negara, namun juga oleh aktor-aktor non-negara.
Perluasan isu tidak lagi hanya berkaitan dengan isu-isu politik dan pertahanan-keamanan (high politics). Lebih jauh, diplomasi juga memperhatikan isu-isu ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain (low politics).
Sementara itu, aktor negara tidak terbatas pada organisasi atau lembaga internasional, namun juga perusahaan atau korporasi swasta (termasuk perusahaan multinasional dan transnasional), lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi atau kelompok masyarakat, dan individu.
Perkembangan itu mengarahkan diplomasi ke bentuknya yang sekarang dikenal sebagai diplomasi publik. Dinamika perluasan isu dan aktor dalam diplomasi ini seiring dengan pengaruh perubahan global terhadap hubungan internasional. Berakhirnya perang dingin (PD) menyebabkan perhatian diplomasi bergeser dari high politics ke low politics.
Diplomasi mengalami transformasi mendasar dari hard power yang berbasis kepada negara (realisme) ke soft power yang mengandalkan kerjasama ekonomi (liberalisme) dan menjujung nilai-nilai universal, seperti hak azasi manusia, demokrasi, dan perdamaian (konstruktivisme).