Lihat ke Halaman Asli

Ludiro Madu

TERVERIFIKASI

Dosen

Menulis Tanpa Teori

Diperbarui: 12 September 2020   11:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis saja langsung. Tanpa teori, bisa langsung menulis. Tanpa teori, sehingga pikiran kita tidak dibebani banyak macam teori. Menulis langsung tentang apa saja yang sedang ada di pikiran anda. Langsung saja menulis tanpa kuatir bahwa menulis tanpa teori itu tidak masalah. Bebas saja menulis tanpa teori. Menulis tanpa teori pun bisa bagus, bisa memberi makna, inspiratif, dan hal-hal positif lain bagi pembaca.

Teori menulis atau teori-teori lain akan membuat kita menunda menulis. Kita terpaksa membaca teori dulu. Rasanya tidak cukup kalau membaca satu atau dua teori saja. Apalagi merasa tidak cukup membaca satu atau dua buku. Akibatnya, kita menunda menulis lebih lama.

Gegara perlu teori, menulis menjadi beban, tidak menyenangkan, dan justru mengecewakan. Perasaan perlu teori untuk menulis malah menyebabkan keinginan menulis menjadi batal. Batal menulis karena lebih berpikir tentang teori itu. Padahal fokus perhatian seharusnya pada kegiatan menulisnya, bukan teorinya. Akibatnya, keinginan menulis itu tidak menjadi sebuah tulisan.

Tanpa teori, menulis itu bisa menyenangkan, melegakan...meminjam semboyan sebuah majalah: menulis itu enak dan perlu. Dengan tanpa teori, menulis bisa mengalir saja. Fokus kita bisa lebih diarahkan ke kegiatan menulisnya. Menulis apa saja tanpa merasa kawatir, malu, atau, bahkan, rendah diri dengan tulisan kita sendiri. Ibarat sekolah...buatlah kegiatan menulis itu seperti membebaskan.

Bagi saya, menulis itu seperti memberikan motivasi. Ada kata-kata yang selalu saya ingat tentang menulis. "Jika kamu ingin mengenal dunia, maka membacalah. Jika kamu ingin dikenal dunia, maka menulislah." Ya...saya ingin dunia mengenal saya melalui tulisan-tulisan saya. Motivasi itu yang membuat saya ingin menulis. Jadi, menulis itu memang enak dan perlu buat saya.

Menulis... tanpa teori justru membuat saya melihat Kompasiana ini. Ini tulisan pertama saya, gegara menulis ... tanpa teori.

Akhir kata, menulislah ... tanpa teori!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline