Masih ingat dengan Lia Eden?
Yup, perempuan yang pernah ngaku sebagai pembawa wahyu Tuhan dengan perantaraan malaikat Jibril itu bikin heboh jagat nusantara lagi. Bukan karena Lia menyatakan diri untuk bertobat atau merencanakan pembubaran sekte Kerajaan Tuhan Eden yang diasuhnya, perempuan itu bikin heboh lagi karena mengatakan bahwa malaikat Jibril akan datang ke Jakarta dengan tujuan mengangkat para rasul Eden menuju tempat barunya di luar angkasa (luar angkasa sebelah mananya saya gak tahu, soalnya Lia gak ngasih tahu saya, tapi.... ya bodo amat lah).
Lia bilang kalau malaikat Jibril akan datang ke Jakarta dengan menumpang sebuah kendaraan. Bukan pesawat terbang, kereta api, taksi, apalagi transjakarta. Percaya atau tidak, Lia mengaku Jibril bakal datang dengan UFO! Iya, UFO alias piring terbang.
UFO atau piring terbang yang dimaksud Lia adalah kendaraan terbang berbentuk pipih yang biasa muncul di film-film tentang alien, bukan piring yang terbang karena dilemparkan seorang istri yang mengamuk pada suaminya yang ketahuan selingkuh.
Karena tahu Jibril akan datang dengan UFO, Lia yang menganggap dirinya sebagai downline malaikat itu pun lantas menyurati Presiden Joko Widodo supaya piring terbang yang ditumpangi Jibril tersebut boleh diizinkan mendarat di Jakarta, tepatnya di kawasan Monas.
Gara-gara berita ini, rakyat Indonesia pun dibuat kaget dan geleng-geleng kepala, termasuk saya. Saat lihat berita soal Jibril dan UFO ini, saya pun Cuma bisa prihatin sambil tepuk jidat dan tepuk Pramuka.
“Kenapa lagi Lia Eden ini?! Jangan-jangan dia kebanyakan ngemil susu bubuk kadaluarsa, makanya jadi makin gila.” begitu kira-kira reaksi saya.
Tapi, ya sudahlah. Mau Lia tobat atau makin jadi gilanya, itu bukan urusan saya.
Mari kita bahas lagi soal surat minta izin pendaratan UFO tadi. Seandainya saya yang jadi Presiden (ngarep, hehe), sudah pasti saya bakal menulis surat balasan untuk Lia. Kira-kira isinya seperti ini:
Kepada,
Yth.Lia Eden
Pemimpin Sekte Kerajaan Tuhan Eden
Di
Tempat
Salam Dua Jari,
Apa kabar, Jeng? Lama tidak terdengar kabarnya. Sekalinya ngasih kabar, Jeng Lia malah bikin kabar yang menghebohkan kayak gini. Duh, pusing pala barbie!
Balik lagi ke soal malaikat Jibril dan UFO, pada dasarnya Saya tidak keberatan dengan kedatangan malaikat Jibril di Monas dan Saya selaku presiden akan memfasilitasi kedatangan beliau. Jarang-jarang loh ada malaikat yang mau berkunjung ke Jakarta, pake piring terbang pula. Ya, itung-itung hiburan baru buat rakyat, lah. Setidaknya, dengan melihat kedatangan UFO dan malaikat Jibril rakyat bisa melupakan sejenak beban hidup mereka yang berat.
Tapi, Jeng, Saya punya beberapa hal yang perlu Jeng Lia perhatikan soal pendaratan UFO ini. Berikut rinciannya:
1. Usahakan UFO mendarat dan parkir di tempat yang semestinya. Jangan parkir sembarangan, nanti bannya bisa digembok dan diderek sama Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
2. Parkir jam pertama tarifnya Rp.5.000, tarif untuk jam-jam berikutnya Rp.2000.
3. Parkir maksimal 4 jam, jadi bilangin Jibril jangan lama-lama berkunjungnya apalagi kalau sampai mampir dulu ke PRJ.
4. Parkirnya paralel, ya.
5. Ingetin Jibril untuk membawa SIM, STNK, dan BPKB. Kan gak lucu ada malaikat kena tilang, hehehe. Bilang juga sama Jibril buat bawa KTP, jaga-jaga kalau nanti ada operasi yustisi.
6. Kalau mau isi bensin, usahakan beli pertamax, ya.
7. Kalau udah mau pulang, ajak dulu Jibril buat beli oleh-oleh khas Jakarta. Minimal beli kerak telor, lah. Lumayan buat dimakan di jalan.
8. Hati-hati saat perjalanan pulang. Waspada ranjau paku dan begal.
Mungkin hanya ini yang bisa Saya sampaikan. Untuk kelancaran acara pendaratan UFO ini, Jeng Lia bisa berkoordinasi lebih lanjut dengan Pemprov DKI. Jeng Lia juga bisa menghubungi stasiun televisi kalau proses pendaratan UFO ini mau dijadikan acara sendiri. Kalau acara nikahan sama lahiran anak pertama aja bisa jadi acara televisi, masa pendaratan malaikat gak bisa, sih?
Sampaikan salam dan hormat Saya untuk Jibril. Kabarin Saya kalau beliau mau berkunjung ke Indonesia lagi. Terima Kasih.
Salam dangdut.
Tembusan:
1.Gubernur DKI Jakarta
2.Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta
3.Ketua Majelis Ulama Indonesia
4.Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedoteran Jiwa Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H