Lihat ke Halaman Asli

Keratuan Melinting dalam Sejarah

Diperbarui: 14 November 2017   12:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keratuan melinting di pekirakan berdiri pada awal abad ke 15.Jadi asal mula keratuan melinting itu berasal dari Keratuan Pugung. Ratu di Lampung ada empat, yang pertama yaitu dipuncak Kota Bumi, Keratuan Pugung di Taman Purbakala tepatnya di Pugung Raharjo, secara arkeologi memang ada istana sekitar 2,5 hektar lokasinya. Setelah munccul penyebaran agama islam di Lampung yang dibawa oleh Sultan Banten pada waktu itu.  Menurut buku melinting kita bersaudara dengan ratu darah putih kalianda.

Ratu pertama di Pugung adalah Ratu Galuh, lalu dia mempunyai anak yaitu Minak Sang Bramo Sakti. Sang Bramo Sakti punya anak yaitu Minak Rio Puhang Temenggung Kali Ratu. Pada masa ini dalam buku di tulis dia bersama keluarga kaulanya pindah ke srikulo kalau sekarang ini namanya Negara Saka. Pada zama Tumuggung kali Ratu ini ia punya anak 2. Yang tua Depati Lebu Kaca, dan yang kedua Minak Rio Jalang. Depati Lebu Kaca mempunyai anak perempuan namanya Puteri Kandang Rarang dan Minak Rio Jalang mempunyai anak namanya puteri sinarr alam.

Menurut hikayat cerita tersebut seperti itu, atau hanya mitos saja, belum diketahui kebenarannya. Jadi situs tertulis pada waktu Sultan maulana Hasanudin Banten mandi di air dia melihat ada sinar kilat di Lampung, artinya ada puteri yang baik, yang cantik di Lampung. Maka dia bersama pucalang dua, tiga hari kenlampung maka dikawinkan dengan puteri pugung, yaitu puteri kandang rarang. Lalu menikahlah mereka lalu pulanglah ke jawa. Seminggu dia mandi dia melihat lagi sinar kilat itu, lalu dia berfikir berarti masih ada lagi puteri itu. Lalu dia menikah lagi dan menikah dengan anak minak rio jalang yaitu puteri sinar alam. Dan mereka adalah saudara sepupu yang dinikah semua. kemudian dari puteri kandang rarang mempunyai anak bernama minak kejala abidin. Sebelum minak kejala ratu dan minak kejalabidin lahir, suwaktu mereka masih didalam kandungan, ayah mereka yang kembali ke cirrebon tidak kembali lagi ke lampung

Setelah minak kejala ratu dan minak kejalabidin tumbuh menjadi pemuda, suatu ketika mereka berdua bertanya kepada ibu mereka, siapa dan dimana gerangan ayah mereka berdua berada. Karena desakan dari keduanya, akhirnnya puteri sinar alam menjelaskan tentang ayah mereka berdua. Akhirnya minak kejala ratu dan minak kejalabidin menyebrang ke banten menaiki perahu untuk mencarin ayah mereka. Minak kejalabidin menghadap sultan maulana yusuf, anak sultan maulana hasanudin. Sultan maulana hasanudin yang wafat digantikan oleh sultan maulana yusuf.

Setelah minak kejala ratu dan minak kejalabidin menghadap sultan maulana yusuf di pusiba agung, dia meminta bukti dari mereka berdua, kalau benar mereka berdua anak pamannya. Lalu minak kejala ratu dan minak kejala bidin memperlihatkan cincin yang dipakai mereka kepada sultan banten.Cincin itu adalah Emas kawin ibu mereka yang di bawa oleh bapak mereka dari banten sewaku ditugaskan Sultan Maulana Hasanudin menyebarkan agama islam di Lampung.

Setelah Sultan Maulana Yusuf memeriksa Cincin yang diperlihatkan mereka berdua,Sultan Maulan Yusuf menegaskan bahwa mereka benar anak pamanya dan berarti  itu berarti adiknya juga.Sultan Maulana meminta mereka untuk beristirahat di surosowan, yang merupakan Istana Sultan Banten.Kurang lebih seminggu kemudian, Minak Kejala Bidin diterima di Pusiban Agung.Sultan memerintahkan mereka berdua agar kembali pulang untuk mengamankan lampung. Begitu tiba di Lampung yaitu di llabuhan Meringgai . Maka perlu perlu bermusyawarah adgar wilayah kekuasaan Ratu Pugung di bagi menjadi dua bagian.

Di Labuhan maringgai pusatnya diperintah Kejala Bidin yang di sebut ketratuan melinting, diperintah gejala bidin yang di sebut keratuan melinting, sebagian lagi yaitu daerah kuripan kalianda dipimpin oleh kejala ratu yang di sebut keratuan melinting atau ratu berdarah putih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline