Lihat ke Halaman Asli

Donal Eryxon

Mencoba menulis

Buruknya Komunikasi Capres 02 dan Perubahan Orientasi Guyonan Masyarakat

Diperbarui: 23 November 2018   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dalam beberapa bulan terakhir, Capres 02 diserang dengan sindiran dan komentar negative dari berbagai masyarakat. 

Mulai dari wartawan yang merasa disepelekan gajinya, masyarakat Boyolali yang merasa tampangnya ada di kasta rendah dari penuturan sang capres. Dan isu terkini adalah tentang kesedihan Pak Capres mengenai lulusan SMA hingga kuliah yang berakhir menjadi driver ojek online. 

Bagi sang capres itu adalah bentuk keresahannya tentang kualitas mata pencaharian yang dibungkus dengan niat balutan komedi, tapi bagi para penggali nafkah dari pekerjaan tersebut, itu adalah bentuk penghinaan.

Kenapa hal itu bisa terjadi? yang salah bukan orasi dan pernyataan-pernyataan Capres 02. yang salah adalah pengalamannya saat mengeluarkan diksi hingga kalimat yang didengar janggal bagi masyarakat.

Capres 02 belum pernah mangkal seharian di Pangkalan ojek online, Capres 02 tidak pernah hidup dan bertumbuh di Boyolali, dan dia juga belum pernah menikmati hasil keringat sebagai wartawan.. hanya sesederhana itu.

Perlu diketahui, salah satu hukum oral-komedi atau komedi yang diantarkan melalui kata-kata  verbal adalah "Si penutur harus pernah hidup dari tema komedi yang hendak dituturkan.." atau Bahasa sederhananya "menertawakan diri sendiri". Bayangkan, kalau sang penutur ingin menertawakan keadaan di Papua padahal dia etnis Batak dan tidak pernah ke papua sama sekali, ujungnya akan muncul wacana kalau kamu merendahkan orang Papua.

Capres 01 pernah bercerita tentang keresahannya yang berbadan kurus dan dikira sebagai supir, semua menertawakan dan menerima guyonan itu karena si 01 menertawakan dirinya sendiri.

Tapi tidak menutup kemungkinan guyonan Capres 02 menjadi blunder karena memang perlahan orientasi komedi masyarakat sudah berubah, masyarakat sudah kurang menyukai komedi verbal yang Slapstick (komedi yang mengandalkan fisik seperti orang yang terjauh karena kulit pisang, atau mengata-ngatai orang yang uruk secara fisik). 

Saya menyakini itu karena pernyataan komedi nilainya tidak akan jauh dari pernyataan serius. Sampai sekarang sangat sedikit wanita menolak pria yang mendekatinya dengan alasan "Kamu jelek dan pendek, aku gak suka" kalimat sakti yang keluar dari mulut wanita kalau bukan "Kamu terlalu baik buat aku" pasti "Kamu sudah kuanggap seperti kakak aku sendiri.." sungguh pernyataan lembut, menyayat hati dan diambil dari pengalaman pribadi.

Begitulah kura-kura.   

  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline