Lihat ke Halaman Asli

Lucy Yolanda

Guru di SMPN 2 Baleendah

Mendampingi Remaja Bangkit

Diperbarui: 4 Desember 2022   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mendampingi Remaja Bangkit

"Didiklah anak-anak kita sesuai zamannya, karena mereka hidup bukan di zaman orang tuanya".

Di era digital saat ini, guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang baik dalam penguasaan IPTEK. Sebenarnya bisa saja kita mengajar menggunakan metode lama, namun cenderung akan membosankan dan menjadi kurang diterima oleh siswa atau anak kita. Maka dari itu, kita harus mendidik mengikuti perkembangan zaman. Begitupun sebagai orang tua, hal ini juga berlaku dalam menerapkan pola asuh.

Di tengah banyaknya inovasi, pengetahuan, dan hal baru, posisikan diri kita agar tidak tertinggal. Untuk mengejar semua ketertinggalan, janganlah dinanti-nanti dan ubahlah mindset kita. Ciptakan pembiasaan untuk merubah diri dan memposisikan dengan perkembangan zaman. "Bisa ala biasa" kita akan bisa karena terbiasa.

Tidak semua remaja sulit bangkit, sebagian dari mereka ada yang melek teknologi. Dan kita berharap semakin bertambah. Namun tentunya bukan ke arah westernisasi, atau gaya hidup kebarat-baratan. Peran kita sangatlah besar untuk membantu para remaja agar bangkit dari kererpurukan, malas, maupun penyimpangannya.

Faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja adalah faktor ekosistem dan faktor internal. Ekosistem belajar siswa diantaranya; orang tua (keluarga), guru (sekolah), dan lingkungannya. Ketiga hal tersebut sekitar 90% dapat mempengaruhi perilaku remaja baik kesuksesan maupun kegagalannya.

Seandainya kita berasal dari keluarga yang kurang mampu, maka tanamkanlah keyakinan untuk menjadi manusia 'mampu'. Itu dapat menjadi motivasi untuk terus melangkah dan hidup lebih baik. Yakinkan kita bisa, apalagi Tuhan telah memberikan segala potensi dalam diri kita, sebagai bekal untuk  hidup di dunia ini. Jangan berfokus pada kekurangan.

Pahamilah anak-anak dari berbagai kondisi dan situasinya. Seyogyanya kita sebagai orang tua atau orang dewasa hadir di tengah-tengah mereka. Karena, tanpa terasa beberapa generasi telah tercipta begitu cepat. Dengan sekelumit tantangan di dalamnya. Beberapa diantaranya yaitu generasi Alfa, generasi Z, generasi milenial. Semuanya memiliki karakteristik tersendiri. Dan tentu penanganan yang berbeda.

Dalam pendidikan, kurikulum memegang peranan penting dan senantiasa mengalami perubahan sesuai zaman. Di Indonesia sudah lumrah setiap lima tahun mengalami perubahan. Seiring dengan pergantian menterinya. Padahal menurut penelitian, hal tersebut kurang efektif. Implementasi kurikulum akan efektif minimal dalam kurun waktu sepuluh tahun pelaksanaannya. Tetapi biarlah sistem tetap berjalan. Para pemimpin kita tentu telah memperhitungkannya dengan baik. Tugas kita harus menjalankannya dengan baik pula.

Saat ini, pemerintah tengah melaksanakan program Kurmer (Kurikulum Merdeka) bertujuan agar para siswa memiliki kemerdekaan untuk belajar. Baik secara konten (materi pembelajaran), penyesuaian dengan gaya belajar, dan pemilihan projek lingkungan siswa berasal. Siswa harus mengenal karakteristik potensi lingkungannya. Hal tersebut diharapkan agar karya yang mereka hasilkan dapat bermanfaat untuk dirinya dan lingkungannya kelak. Dengan dipandu penguatan profil pelajar Pancasila yang mencetak siswa beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, dan kesadaran kebhinekaan global. Hal tersebut  bertujuan agar para siswa kita dapat satu visi, dapat bersaing, dan berdiri sama tinggi dengan negara-negara lain. Serta dapat terus survive. Bahkan memberi manfaat untuk bangsanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline