Single parent diambil dari bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia berarti orang tua tunggal. Orang tua tunggal atau yang lebih kita kenal single parent adalah orang yang tidak memiliki pasangan hidup (suami/istri), akan tetapi memiliki anak yang harus dirawat dan dibesarkan. Sedangkan menurut Sager dkk (dalam Duval & Miller, 1985), orangtua tunggal (single parent) adalah orangtua yang memelihara dan membesarkan anak-anaknya tanpa kehadiran dan dukungan dari pasangannya. Single parent diambil dari bahasa Inggris yang dalam bahasa Indonesia berarti orang tua tunggal.
Bermacam-macam alasan dan latar belakang bagaimana orang tersebut bisa menjadi single parent, sebagai berikut:
1. Salah satu pasangannya dipanggil berpulang lebih dulu ke Yang Maha Kuasa.
2. Perceraian.
3. Ditinggal oleh pasangan atau hamil diluar nikah.
4. Pilihan hidup atau menjadi orang tua adopsi.
Berdasarkan alasan-alasan diatas, hanya poin alasan menjadi orang tua adopsi yang merupakan orang tua yang siap menjadi single parent. Berbeda dengan alasan dan latar belakang yang lain, dimana semuanya menjadi single parent dikarenakan kondisi yang tidak terduga. Menjadi single parent pastinya bukan keinginan utama setiap orang di dunia ini, apapun itu alasan dan latar belakangnya.
Menjadi seorang single parent tidaklah mudah, butuh kekuatan dari segi fisik, bathin, dan materi. Dukungan dari keluarga terdekat, sahabat-sahabat yang ikhlas, dan orang-orang yang dekat menjadi kekuatan eksternal bagi seorang single parent. Terlebih lagi apabila seorang single parent tersebut sangat sayang terhadap anaknya dan melihat tumbuh kembang mereka yang baik, secara otomatis itu menjadi imun booster tersendiri dan menjadi kekuatan internal mereka.
Karena itu jangan pernah meremehkan peran seorang single parent, karena seorang single parent juga seorang manusia biasa. Sedangkan kebiasaan dari masyarakat sekitar terutama di Indonesia masih menjadi hal yang tabu, memandang rendah dan sebelah mata seorang single parent tanpa mereka tahu dengan jelas duduk latar belakang beserta alasan-alasannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H