Lihat ke Halaman Asli

Fenomena Takut Tua

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Yaaah.... penyakit psikis akan mayoritas perempuan metropolitan adalah takut tua, terlihat di salon- salon kecantikan kecenderungan pengunjungnya adalah mereka para ibu-ibu, aku biasa menyebutnya emak- emak. Betapa tidak seperti melajunya dunia modern bahwa sebagian berkiblat pada paham "life Is Competition".

Ini sangat menarik  menurut saya, melihat wanita di era modern dengan mobilitas tinggi, atau sebagian mereka yang hidup berkecukupan tak habis usaha untuk "memudakan" diri dengan berbagai produk, dari mengencangkan kulit sampe dengan memasang berlian di ujung giginya, berapapun biaya akan di keluarkan demi menghentikan melajunya "usia", yang terlihat adalah muka plastik dan body susah nafas karena di paksa untuk mengecilkan perut.

Tak kalah dengan para emak-emak tadi, remaja yang unyk-unyuk pun bertingkah tak kalah mempesona, demi modal tebar pesona di tempat2 kongkow nya. Tak heran jika mendapati anak2 masih berseragam putih abu-abu sudah terlihat seperti Syahrini, walopun terlihat memaksakan diri karena perkembangan tubuh pun belum sempurna.

Mau tau apa sebabnya??? Yaaaa... ini tak lain dan tak bukan adalah tingkah laki2 yang makin melestarikan budaya "selingkuh", mereka tak segan2 memacari gadis belasan tahun. dan begitu sebaliknya perempuan mapan juga senang dgn "membrondong" ria. Ini lifestyle yang sedang di gandrungi masyarakat di kota2 besar. Bahwa selingkuh bukan lagi hal rahasian, tapi adalah hiburan yang mempunyai nota kesepakatan antar pelakunya.

Cintaaaa.... hemm gak kali yaach.... di luar dari itu adalah bentuk kebanggaan bahwa arus ini telah menjadi trend, tak kalah menarik juga banyak tokoh agama yang sejogyanya menjauhi ini juga terjun langsung sebagai pelaku, walaupun harus berdalih bla...bla..bla,..

Mengamati ini melalui lingkungan sekitar aku ambil kesimpulan, STOP bicara setia jika masih suka mengembara.Jika di ibaratkan telur, maka ketika kita genggam erat dia pecah, dan ketika di lepas pun akan jatuh pun pecah, maka biasa2 saja....

Happy Weekend...... Bicarakan setia itu no 17 sekian.....:P

01.12 Pas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline