Bank merupakan suatu tempat yang sampai saat ini familiar di kalangan masyarakat, ya tempat dimana menjadi sarana untuk orang menabung. Di dalam bank itu sendiri pastinya ada seorang pegawai, salah satunya yang disebut Frontliner. Frontliner bertugas menangani nasabah dengan tujuan yang berbeda-beda. Tidak dapat dipungkiri, hal-hal negatif bisa saja terjadi menimpa Frontliner itu sendiri, misal terjadi perampokan, hipnotis, atau terjadi selisih kas.
Risiko itu bisa muncul kapan saja, terlebih lagi jika banyak nasabah yang datang dan kurang fokus dalam menanganinya. Untuk itu diperlukan persiapan khusus baik itu dukungan dari keluarga atau teman kerja dan dukungan eksternal yang membuat frontliner bisa meminimalisir risiko yang ada. Disamping itu ada juga kaitannya dengan tindakan fraudatau secara garis besar yakni tindakan yang merugikan bank. Risiko ini sering saja terjadi, misal Frontliner A melakukan fraud, tetapi bisa saja yang dituduh FrontlinerB yang melakukan. Hal seperti ini terbilang licik dan bukan hanya merugikan bank tetapi merugikan orang lain atau teman kerja.
Menjadi frontliner bank merupakan sebuah keharusan untuk bisa mengantisipasi risiko yang ada baik yang nampak maupun tak nampak. Untuk itu risiko perlu diwaspadai bagi seorang frontliner bank.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H