Washington : Amerika Serikat memecat perwira tinggi Angkatan Udara Mayor Jenderal Michael Carey yang bertugas mengawasi unit yang bertanggung jawab atas 450 rudal nuklir antar benua. Jenderal berbintang 2 ini kehilangan kepercayaan dalam kepemimpinannya.
Laman NBC News, Sabtu (12/10/2013) memberitakan, Carey dipecat karena masalah perilaku personal saat ditugaskan di sebuah tempat. Tak digambarkan tingkah laku seperti apa yang membuat Carey dipecat.
Hanya saja, pemecatan jenderal yang bertugas di Unit ke-20 Angkatan Udara AS ini dipastikan tidak terkait penyimpangan seksual, penyalahgunaan narkoba, perjudian, dan tindak pidana lainnya.
Komandan Angkatan Udara Jenderal James Kowalski mengatakan pemecatan Carey ini dilakukan setelah dilakukan investigasi selama berbulan-bulan yang dilakukan oleh Inspekrut Jenderal Angkatan Udara. Sebuah investigasi berbeda akan dilakukan Angkatan Udara dan akan menentukan apakah Carey akan dihukum disiplin atau harus dikeluarkan dari dinas kemiliteran.
"Unit ke-20 AU akan terus melaksanakan misinya. Sangat disayangkan saya harus menonaktifkan orang berkemampuan khusus dengan pengabdian baik selama 35 tahun," kata Kowalski.
Seorang pejabat senior AU mengatakan, "Ini tugas yang memerlukan tanggung jawab dan kepercayaan besar, dan perilaku personal sangat penting untuk itu."
Carey masuk ke AU AS pada 1978. Dia kemudian menuntut ilmu di University of Central Florida dan lulus pada tahun 1982 dengan mengantongi ijazah sarjana sejarah. Dia dipromosikan ke jajaran jenderal pada November 2011. Dia terlibat dalam operasi di Iraq.
Ini merupakan pemecatan ke dua dalam seminggu terakhir terhadap komandan tingkat atas yang berkaitan dengan senjata nuklir. Sebelumnya, Wakil Admiral Angkatan LautTim Giardina diturunkan pangkatnya dari bintang 3 menjadi bintang 2. Dia dibebaskan dari tugasnya sebagai orang nomor 2 dalam komando kekuatan nuklir AS.
Saat ini, AS diduga memiliki 2.150 hulu ledak nuklir. Rudal balistik antar benua mampu mengangkut sejumlah hulu ledak nuklir tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H